tRbFFwIJXCPvDkjdZ6hw7BrVzKSmv3z6tIDMFXHn
Bookmark

Bulog Surakarta Siap Serap Gabah Petani di Masa Panen Raya

Petani sedang menjemur padi usai panen raya. Foto: Ilustrasi/Net
PRAKATA.COM - Perum Bulog Kota Surakarta mengumumkan telah mempersiapkan kegiatan serapan gabah hasil panen petani pada masa panen raya di wilayah Solo raya, Provinsi Jawa Tengah, yang diperkirakan berlangsung dari awal Maret hingga April 2024.

"Kami akan melaksanakan pengadaan gabah petani sesuai jadwal mulai masa panen raya di wilayah Solo Raya, dari awal Maret hingga April mendatang," ujar Pemimpin Cabang Bulog Kota Surakarta, Andy Nugroho, di Solo, Minggu (18/2/2024).

Bulog Surakarta untuk stok beras saat ini, sebanyak 12.000 ton beras masih cukup untuk memenuhi kebutuhan di Solo Raya hingga April mendatang. Untuk sementara stok beras masih aman hingga kembali melakukan serapan gabah dari awal Maret hingga April mendatang.

Ia menjelaskan Bulog Surakarta untuk melakukan serapan harga gabah Februari sebenarnya bisa dilakukan, tetapi karena belum masa panen raya sehingga serapan masih menanti waktunya. Jika Bulog melakukan serapan gabah saat ini, justru berpengaruh harga beras cenderung naik.

"Sehingga, teman-teman usaha di penggilingan kecil tidak mampu membeli gabah. Bahkan, akan tercipta persaingan antar para pengusaha besar termasuk Bulog melakukan serapan gabah," tuturnya.

Oleh karena itu, Bulog untuk menjaga harga tetap stabil, tidak melakukan serapan gabah lebih dulu supaya para pengusaha penggilingan padi kualitas kecil terpenuhi atau serap gabah lebih dulu dari petani.

Bulog untuk sementara menunda tidak melakukan pengadaan gabah dan hanya melakukan serapan gabah ketika ada sisa berlimpah stok yang banyak dengan melakukan pembelian gabah sekitar awal Maret. Hal ini, agar tidak mengganggu aktivitas penggilingan kecil agar tidak menyebabkan kenaikan harga gabah di pasaran.

"Bulog sebetulnya dapat beli dengan pengadaan gabah saat ini, tetapi dikhawatirkan akan berdampak mempengaruhi harga gabah di bawah menjadi tinggi. Bulog stok beras mencapai 12.000 ton dapat bertahan hingga April atau bersamaan masa panen untuk pengadaan," ungkapnya.

Ia mengatakan Bulog pernah impor beras karena untuk menjaga stok beras hingga sampai masa panen pada Maret hingga April mendatang. Jika Bulog sudah bisa menyerap gabah lokal maka untuk impor beras akan dihentikan dahulu.

Bulog dalam serapan gabah menurut harga pembelian pemerintah (HPP) dengan harga Rp5.000 per kg, tetapi Bulog sekarang tidak terikat HPP. Bulog dalam serapan gabah sekarang dengan harga komersial atau mengikuti harga pasar. Jika Bulog berdasarkan harga PSO atau penugasan pemerintah dengan harga HPP gabah Rp5.000 per kg dan beras Rp9.950 per kg. Namun, Bulog tidak hanya sesuai HPP tersebut, tetapi juga menyerap beras dengan harga komersial saat ini.

Ia mengatakan masa panen bulan ini, baru dimulai dan diharapkan dapat mengisi stok di tempat-tempat penggilingan lebih dulu dan Bulog tidak campur tangan dahulu karena dikhawatirkan dapat mempengaruhi harga bisa tinggi.

Menurutnya, turunnya stok beras di pasaran mulai Januari hingga Februari ini, karena belum masa panen sehingga mempengaruhi stok di pasar lokal mengalami penurunan. Jadi secara stok di pasaran menurun karena belum panen raya.

Namun, stok Bulog untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk penyaluran bantuan pangan dan untuk stabilisasi harga beras di penggilingan itu, masih tersedia cukup atau siap penyaluran.

"Bulog Surakarta untuk target kegiatan pengadaan beras dari pusat pada tahun ini, belum ada, tetapi pihaknya memperkirakan sama dengan tahun sebelumnya yakni sebanyak 50.000 ton setara beras pada tahun ini," paparnya. (Gud)

Ikuti Berita Terbaru di Google News