![]() |
| Banjir menggenangi sebuah kota. Foto: Ilustrasi. |
Prakata.com – Intensitas hujan yang tinggi dan air Kali Bekasi yang meluap menyebabkan banjir tak terelakkan. Kota Bekasi dikepung banjir mulai Selasa (4/3/2025) dini hari ketika Sebagian masyarakat muslim sedang menyantap hidangan sahur. “Air mulai naik waktu sedang sahur,” kata seorang ibu di Komplek Bekasi Jaya, Bekasi Timur.
Banjir yang melanda Bekasi tidak saja di wilayah Kecamatan
Bekasi Timur, sebanyak 16 ribu warga terdampak banjir dan tersebar di 20 titik
pada 7 Kecamatan di Kota Bekasi. Jika dibandingkan dengan siklus banjir 5
tahunan, pada 2020, saat itu titik banjir terjadi di 90 titik yang
tersebar di 12 kecamatan.
Sebanyak 20 titik banjir di 7 Kecamatan di Kota Bekasi pada
Maret 2025 ini meliputi Bekasi Timur 3 titik, Bekasi Utara 1 titik, Bekasi
Selatan 3 titik, Medansatria 1 titik, Jatiasih 6 titik, Pondokgede 3 titik, dan
Rawalumbu 3 titik.
Pada Februari 2020, sebanyak 90 titik banjir di 12 Kecamatan meliputi
Kecamatan Medansatria 4 titik, Bekasi Utara 5 titik , Jatiasih 6, Bekasi Barat
6, Rawalumbu 5 titik, Mustikajaya 3 titik, Bekasi Timur 5 titik, Bekasi Selatan
15 titik, Pndokgede 3 titik, Jatisampurna 12 titik, Pondok Melati 13 titik dan
Bantargebang 13 titik.
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, mengungkapkan, Pemerintah
Kota Bekasi mengerahkan berbagai sumber daya untuk melakukan penanganan banjir.
Mulai dari 50 perahu karet dari Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD), hingga
keterlibatan TNI/Polri dalam memberikan bantuan kepada warga.
“Walaupun curah hujan diperkirakan akan masih besar pada
tanggal 11 hingga 20 Maret, kami terus waspada dan berupaya untuk meminimalisir
dampaknya. Komunikasi dengan BNPB juga terus berjalan untuk memastikan kita
siap menghadapi potensi hujan yang lebih besar,” katanya, Selasa (4/3/2025).
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe
melakukan peninjauan banjir di Permahan Pondok Gede Permai (PGP) yang menjadi
salah satu titik terparah pada banjir tahun ini.
Menurutnya, pihaknya terus melakukan komunikasi dan
koordinasi dengan BPBD maupun dengan dinas terkait.
“Kami mengintruksikan camat untuk segera siapkan dapur umum dan menerjunkan para petugas BPBD dan petugas kesehatan. Terpantau sejak dini hari, para petugas cepat dan tanggap untuk membantu masyarakat kita, dengan segera sudah didirikan dapur umum,” kata Bobihoe. (Gud)


