Wakil Pimpinan Komisi VII DPR RI, Chusnunia Chalim. |
Prakata.com – Chusnunia Chalim, selaku Wakil Pimpinan Komisi VII DPR RI menilai bahwa perlu adanya tindakan tegas dari pemerintah untuk menjamin keamanan wisatawan di Indonesia. Menurutnya, kekerasan terhadap wisatawan tidak hanya berdampak pada korban, tetapi juga mencoreng reputasi pariwisata Indonesia di mata dunia. Kekerasan terhadap wisatawan mancanegara tentu mencoreng citra pariwisata Indonesia.
"Kita berharap semua stakeholder pariwisata benar-benar memprioritaskan
aspek keselamatan dan keamanan. Hal ini tidak hanya menjadi tanggung jawab satu
pihak saja, seperti pemerintah di semua level dari kementerian, pemerintah
provinsi, hingga pemerintah kota tetapi juga melibatkan aparat keamanan dan
masyarakat. Pariwisata adalah sektor yang kompleks dan menyangkut kepentingan
banyak pihak,” kata Chusnunia dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (7/1/2025).
Dirinya juga menekankan pentingnya keberadaan polisi
pariwisata sebagai bagian dari langkah strategis untuk meningkatkan keamanan
wisatawan.
“Beberapa negara sudah memiliki polisi pariwisata. Nah, ini
tidak diterapkan secara konsisten di Indonesia? Jika polisi pariwisata sudah
ada di beberapa wilayah tertentu, jumlah dan keberadaannya perlu ditingkatkan,
terutama di wilayah-wilayah yang memiliki potensi wisata besar,” tambahnya.
Selain polisi pariwisata, dirinya juga mengapresiasi
inisiatif di Bali yang melibatkan unsur masyarakat dalam menjaga keamanan. Kendati
demikian, dia menilai langkah serupa perlu diterapkan secara merata di berbagai
daerah wisata.
“Faktor keamanan menjadi sangat penting, selain konsep 3A
(Akses, Amenitas, dan Atraksi). Aspek keselamatan wisatawan harus menjadi
perhatian utama,” ujar Chusnia.
Sektor pariwisata di Indonesia memang memiliki daya ungkit
ekonomi yang sangat besar. Namun, tantangan yang dihadapi, terutama dalam hal
keamanan, juga sangat tinggi.
“Salah satu tantangan utama adalah keamanan, terutama di
wilayah-wilayah wisata. Keamanan perlu mendapatkan perhatian lebih, terlebih
ketika kita menyambut tamu dari mancanegara atau pada momen-momen khusus.
Proteksi yang lebih ketat harus diterapkan agar wisatawan merasa aman dan
nyaman,” pungkasnya.
Sebagai informasi, kekerasan terhadap wisatawan mancanegara
kembali mencoreng citra pariwisata Indonesia. Baru-baru ini, seorang turis
perempuan asal Tiongkok menjadi korban pemerkosaan oleh seorang pria yang
diduga tukang ojek di Bali.