Paritisipasi Pilkada Serentak 2024 Rendah, Apakah Sepenuhnya Kesalahan KPU? - Prakata.com | Kata-kata Dalam Berita
tRbFFwIJXCPvDkjdZ6hw7BrVzKSmv3z6tIDMFXHn
Bookmark

Paritisipasi Pilkada Serentak 2024 Rendah, Apakah Sepenuhnya Kesalahan KPU?

Ketua Bawaslu Kota Bekasi Vidya Nurrul Fathia (kanan), Akademisi dari Universitas Pasundan Bandung Fahmy Iss Wahyudi (tengah), dan Ketua KPU Kota Bekasi Ali Syaifa AS (kiri).
Prakata.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Bekasi menggelar rapat evaluasi Pilkada Kota Bekasi 2024, di Ibis Styles Jatibening, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (19/12/2024). Hadir sebagai pembicara pada kesempatan tersebut yakni Ketua Bawaslu Kota Bekasi Vidya Nurrul Fathia, Ketua KPU Kota Bekasi Ali Syaifa AS, dan seorang akademisi dari Universitas Pasundan Bandung Fahmy Iss Wahyudi.

Dalam pemaparannya, Fahmy sempat mempertanyakan terkait tingkat partisipasi dalam pelaksanaan Pilkada Serentak 2024. Dimana hampir di setiap daerah di Indonesia memang mengalami penurunan tingkat partisipasi.

“Tapi untuk tingkat partisipasi ini tidak fair jika langsung dijustifikasi soal kinerja (KPU), apalagi sekarang malah muncul wacana baru mengenai Pilkada yang akan dikembalikan ke DPRD kewenangannya,” kata Fahmy.

Menurutnya, kesimpulan menurunnya tingkat partisipasi masyarakat terlalu prematur. Pasalnya, belum ada evaluasi yang bersifat komprehensif dan objektif mengenai apa penyebab menurunnya tingkat partisipasi dalam Pilkada Serentak 2024.

Oleh karena itu, ia mengajak audiens untuk melihat kembali perjalanan demokrasi sejak masa orde baru sebelum bergulirnya reformasi ’98. Fahmy menilai, secara konseptual partisipasi politik yang naik atau menurun tidak hanya diakibatkan oleh salah satu faktor saja.

“Belum lagi misalnya ada kajian akademik dengan standar yang tepat, tapi tiba-tiba sudah disimpulkan hasilnya seperti apa, itu barang kali yang saya khawatir dan jadi kesimpulan mendahului proses evaluasi sendiri,” ujarnya.

Fahmy memandang kejenuhan masyarakat dalam tahapan Pemilu 2024 juga bisa saja terjadi, karena peristiwa politik tidak saja terjadi secara seremonial pada 14 Februari dan 27 November lalu. Persiapan kampanye dan tahapan pesta demokrasi yang terjadi secara terus menerus bisa menjadi faktor yang menyebabkan kejenuhan di masyarakat.

“Tadi Mas Ali (Ketua KPU Kota Bkeasi) sebetulnya punya hipotesis bahwa partisipasi politik itu turun karena kejenuhan masyarakat. Bayangkan dalam satu tahun misalnya harus menghadapi banyak sekali peristiwa politik,” sambungnya. (Gud)

Ikuti Berita Terbaru di Google News & WA Channel