Ia juga mengatakan penetapan status ini sebagai tindak
lanjut hasil rakor tingkat menteri bersama Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno sebelumnya.
Oleh karena itu, untuk memaksimalkan kesiapsiagaan dan
potensi-potensi yang ada maka Pemkot menetapkan status siaga darurat bencana
hidrometeorologi.
"Dengan penetapan status ini kita ingin agar tingkat
kesiapsiagaan dan kewaspadaan seluruh stakeholder bencana di Kota Tangerang
dapat kita pacu secara maksimal," ujarnya.
Ia menambahkan dengan meningkatnya tingkat kesiapsiagaan dan
kewaspadaan terhadap bencana tersebut maka langkah-langkah antisipasi dan
mitigasi akan menjadi lebih optimal.
Misalnya saja pembentukan posko gabungan, kemudian melakukan
persiapan seperti penyiapan sarana dan prasarana serta personil di
lokasi-lokasi dan titik yang rawan banjir.
Kemudian juga melakukan penguatan infrastruktur untuk
mengantisipasi banjir seperti tanggul serta memaksimalkan dan mengoptimalkan
fungsi drainase dan juga embung maupun sumur resapan.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa
meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan berkolaborasi bersama Pemerintah
dalam upaya mitigasi dan antisipasi bencana banjir.
"Termasuk agar masyarakat dapat melakukan kegiatan
kerja bakti untuk membersihkan lingkungan agar sampah-sampah tidak menyumbat
saluran-saluran air dan menyebabkan genangan. Dan jika ada kondisi darurat
segera hubungi call center 112. Pemkot Tangerang akan siap melayani 24
jam," katanya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang Herman Suwarman
mengatakan penetapan status darurat siaga bencana hidrometeorologi sebagai
langkah mitigasi puncak musim penghujan yang diprediksi akan terjadi di Kota
Tangerang dan sekitarnya.
“Kita menyiapkan fasilitas penunjang seperti pemetaan
kawasan, dapur umum, posko pengungsian, cadangan makanan, sampai alat-alat
pengendali banjir semuanya disiapkan dari sekarang,” ujar Herman.
Selain itu, penetapan Darurat Siaga Bencana Hidrometeorologi
tersebut dapat mengoptimalisasi persiapan seluruh pihak untuk bersinergi
mengantisipasi terjadinya bencana banjir di Kota Tangerang.
“Kami juga mengajak semua masyarakat untuk berkontribusi
bersama-sama menjaga lingkungannya masing-masing sekaligus melakukan
langkah-langkah bersama yang bermanfaat untuk mengantisipasi bencana banjir
seperti kerja bakti dan sebagainya,” ujarnya.
Kepala Dinas PUPR Kota Tangerang Taufik Syahzaeni mengatakan
upaya yang sudah dilakukan adalah normalisasi 80 embung, 60 sungai, 8.071
saluran drainase dan kali-kali di dalam permukiman.
Dinas PUPR juga melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan pada
1.350 unit pintu air serta 879 pompa banjir. Kemudian melakukan kesiapan
operasi rumah pompa agar hujan tiba bisa beroperasi dengan maksimal.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Tangerang Ubaidillah Ansar
mengatakan sebanyak 284 personel disiagakan untuk penanganan bencana seiring
masuknya musim hujan.