Pramugari berpose di depan pesawat Air Asia. Foto: AirAsia. |
“Kenaikan pendapatan PT AirAsia Indonesia Tbk. (AAID/CMPP) ini didorong oleh
tingginya aktivitas pemesanan tiket penerbangan domestik dan internasional
semenjak pulih dari COVID-19,” ujar Direktur Utama Indonesia AirAsia Veranita
Yosephine dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (13/6/2024).
Veranita menjelaskan bahwa hal tersebut menyebabkan peningkatan jumlah
penumpang sebesar 33 persen atau 1,62 juta dengan tingkat keterisian penumpang
(loadfactor) naik sebesar 2 pts atau 83 persen dibandingkan Kuartal I 2023.
AAID/CMPP juga mencatatkan sebagian besar pendapatan berasal dari operasi
penerbangan, di mana penjualan tiket kursi pesawat memberikan kontribusi
sebesar Rp1,47 triliun, diikuti oleh pendapatan dari ancillary sebesar Rp255,8
miliar dan kargo Rp13,5 miliar.
Jakarta menjadi sumber pendapatan utama senilai Rp776,7 miliar, diikuti oleh
Denpasar senilai Rp638,3 miliar. Sementara itu, Surabaya dan Medan
masing-masing mencatat angka Rp198,8 miliar dan Rp128,3 miliar.
Veranita menambahkan, sepanjang Kuartal I 2024, Indonesia AirAsia juga telah
meresmikan 2 rute terbarunya yaitu Denpasar–Lampung dan Jakarta–Kota Kinabalu,
Malaysia. Kedua rute ini merupakan rute unik dengan penerbangan langsung yang
hanya dioperasikan oleh AirAsia Indonesia.
AAID/CMPP akan terus mengoptimalisasi kapasitas pesawat melalui rencana
pembukaan rute domestik dan internasional baru yang akan memberikan nilai
tambah terhadap bisnis serta meningkatkan pangsa pasar.
Selain itu, juga menjadi salah satu upaya dalam membantu pemerintah untuk
meningkatkan kunjungan wisatawan ke sejumlah destinasi wisata.
Di kuartal I 2024, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan
signifikan dibandingkan periode Kuartal I 2023, dari Rp15.062 menjadi Rp15.853
per dolar AS yang mengakibatkan kerugian sebesar Rp304 miliar atau 39 persen
dari total keseluruhan.
Secara operasional, AAID/CMPP mengakhiri Kuartal I 2024 dengan mencatatkan
kerugian sebesar Rp777 miliar.
Sementara itu, konsumsi bahan bakar tercatat sebagai salah satu penyumbang
beban usaha utama sebesar 36,96 persen dari total biaya keseluruhan yang juga
dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bakar di Kuartal I 2024.
“Indonesia AirAsia selalu berkomitmen untuk terus meningkatkan strategi keberlanjutan dan kelangsungan perusahaan, sebagai salah satu upaya dalam membantu pemerintah untuk menjaga stabilitas industri penerbangan di Tanah Air,” ujar Veranita. (Zen)