Peluncuran program Klasik oleh Pj Bupati Lebak Iwan Kurniawan. |
Prakata.com - Pemerintah Kabupaten Lebak meluncurkan program inovatif, Gebyar Kolaborasi Lebak Atasi Stunting, Inflasi dan Kemiskinan Ekstrem (Klasik), untuk memperkuat sinergi dalam penanganan isu-isu stunting, inflasi, dan kemiskinan ekstrem secara terpadu. Program ini merupakan bagian dari serangkaian aktivitas pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan sejak awal tahun.
Program Klasik dilaksanakan secara serentak di enam kecamatan, yaitu Cimarga, Cijaku, Leuwidamar, Maja, Cibadak, dan Rangkasbitung. Kecamatan Cimarga dipilih sebagai salah satu lokasi kegiatan karena di kecamatan ini masih terdapat sebanyak 287 kasus stunting dari 3.565 balita, dengan prevalensi stunting sebesar 8,05%. Selain itu, Kecamatan Cimarga pada tahun 2024 ini juga menjadi lokasi prioritas penghapusan kemiskinan ekstrem, di mana terdapat sebanyak 150 keluarga dari dua desa yang teridentifikasi sebagai miskin ekstrem.
Menurut Penjabat (Pj) Bupati Lebak, Iwan Kurniawan, penanganan isu kemiskinan ekstrem, stunting, dan inflasi harus dilakukan secara terpadu agar dampak yang dirasakan masyarakat lebih optimal. "Kegiatan KLASIK kali ini merupakan upaya memfokuskan seluruh elemen pembangunan untuk bersama-sama membangun dan memberdayakan masyarakat," ujar Iwan, Rabu (22/5/2024).
Pada tahun 2024, Pemkab Lebak mengalokasikan dana sebesar Rp. 500,9 miliar untuk penanganan kemiskinan ekstrem. Anggaran tersebut digunakan untuk menjalankan tiga strategi utama penghapusan kemiskinan ekstrem, yaitu pengurangan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan masyarakat, dan pengurangan kantong-kantong kemiskinan.
Untuk strategi pengurangan beban pengeluaran masyarakat, Pemkab Lebak telah mengalokasi dana di tahun 2024 sebesar Rp. 282,9 miliar, yang terbagi dalam 36 kegiatan dengan fokus pada bantuan kepada masyarakat. Sementara itu, untuk upaya peningkatan pendapatan masyarakat, Pemkab Lebak menganggarkan dana sebesar Rp. 27,03 miliar yang terbagi dalam 29 kegiatan yang terfokus pada pelatihan dan pemberdayaan masyarakat. Di sisi lain, untuk mengurangi kantong-kantong kemiskinan dialokasikan dana sebesar Rp. 190,9 miliar yang fokus pada pengembangan infrastruktur layanan publik dan infrastruktur ekonomi.
Kegiatan yang dilaksanakan kali ini merupakan salah satu rangkaian dari keseluruhan kegiatan penanganan kemiskinan ekstrem, stunting, dan inflasi yang dilaksanakan sepanjang tahun. Terdapat 17 kegiatan yang dilaksanakan secara serentak, mulai dari Gemarikan bagi 100 siswa SD dan ibu hamil, pembinaan UPPKA dan konseling kewirausahaan remaja sebanyak 60 kelompok, hingga edukasi remaja, bumil, dan keluarga termasuk pemicuan bebas BABS sebanyak 355 orang. (Gud)
Ikuti Berita Terbaru di Google News & WA Channel