PRAKATA.COM - Jangan salah sangka, Generasi Z tidaklah lemah dan acuh terhadap isu lingkungan. Beberapa mahasiswa dari Universitas Islam Bandung (Unisba) yang menjadi anggota unit kegiatan mahasiswa Clear and Green membuktikan hal sebaliknya.
Clear and Green, yang mulai beroperasi sejak tahun 2017,
merupakan upaya para mahasiswa untuk mengatasi masalah sampah di kampus mereka.
Mereka berambisi untuk berperan aktif dalam menangani isu sampah di Bandung.
Unit ini, yang terdiri dari 23 mahasiswa, bertugas memilah
sampah di kampus. Mereka memisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan
hasilnya cukup mengesankan.
Sampah yang telah dipilah kemudian diolah menjadi kompos.
Clear and Green menjual kompos ini dengan harga Rp5.000 per kilogram dan
Rp3.000 per 500 gram. Mereka menargetkan dosen-dosen di Unisba sebagai pasar
utama mereka.
“Kami menjual pupuk kompos ini dalam kemasan bio plastik,
yang terbuat dari sari umbi-umbian, bukan plastik biasa. Jadi, kemasannya ramah
lingkungan dan bisa terurai dalam waktu 6-35 bulan,” ujar Agus Wibowo, Ketua
Umum Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Clear and Green, dalam wawancara dengan
Humas Kota Bandung pada Kamis, 29 Februari 2024.
Agus, yang juga merupakan mahasiswa Fakultas Teknik Bidang
Studi Teknik Industri Unisba, menambahkan, “Rencananya, kami akan menjual
kompos ini secara online.”
Kompos hasil produksi UKM ini juga digunakan sebagai pupuk
untuk tanaman yang mereka kelola. Ada beberapa jenis sayuran yang ditanam oleh
Clear and Green di area kampus Unisba.
“Semoga nanti saat panen, hasilnya bisa dimasak untuk acara
Jumat Berkah. Sehingga, semua mahasiswa bisa merasakan manfaatnya,” harapnya.
Menurut Agus, pengelolaan sampah bisa menjadi sumber
pekerjaan baru. Pasalnya, ada keuntungan yang bisa diperoleh dari mengelola
sampah.
“Sampah bisa menjadi berkah. Bisa menjadi sumber
pendapatan,” ungkapnya.
Lebih dari itu, Agus dan teman-temannya ingin memberikan
kontribusi positif bagi lingkungan.
“Setelah saya lulus, saya ingin tetap berkontribusi dan
mensosialisasikan kepada masyarakat Indonesia, khususnya di Kota Bandung,
tentang cara pengelolaan sampah yang baik dan benar,” pungkas Agus.