Jalan Layang Mohamed Bins Zayed (MBZ) yang terintegrasi dengan Tol Jakarta-Cikampek. |
Dalam simulasi tersebut, perjalanan menuju Purwakarta yang
memiliki jarak sekitar 87,7 Km hanya membutuhkan waktu tempuh 1 jam 7 menit.
Jika dibandingkan dengan perjalanan menuju Purwakarta tanpa menggunakan jalan
tol, pengguna jalan akan menempuh jarak 98,1 Km melalui Jalan Pantura dengan
waktu tempuh yang lebih lama, yaitu 3 jam 2 menit. Hal ini menunjukkan
efisiensi waktu perjalanan yang sangat signifikan, lebih dari 60%.
Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang terintegrasi dengan Jalan
Layang MBZ bukan hanya menjadi alternatif dibandingkan dengan Jalan Pantura,
tetapi juga menjadi solusi dalam mengurai kepadatan lalu lintas. Dengan
demikian, manfaat efisiensi Jalan Tol Jakarta-Cikampek dapat dirasakan oleh
pengguna jalan, baik untuk perjalanan jarak dekat maupun jarak jauh. Dari segi
infrastruktur, Jalan Layang MBZ yang memiliki panjang 38 Km dari KM 10 hingga
KM 48 ini dilengkapi dengan 2 lajur dan bahu jalan di kedua sisinya, baik arah
Jakarta maupun arah Cikampek.
Direktur Bisnis PT JTT, Pratomo Bimawan Putra, menjelaskan
tentang Volume per Kapasitas jalan atau V/C ratio dalam kondisi lalu lintas
puncak arus mudik Lebaran pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Menurutnya, pada
tahun 2019, V/C ratio untuk Jalan Tol Jakarta-Cikampek mencapai 0,59 dengan
kecepatan tempuh rata-rata sekitar 39,83 km/jam.
“Sejak Jalan Layang MBZ dioperasikan, kecepatan di Jalan Tol
Jakarta-Cikampek telah meningkat, yang terlihat dari distribusi kendaraan. Data
V/C ratio Jalan Tol Jakarta-Cikampek pada tahun 2023 tercatat sebesar 0,71.
Peningkatan ini terjadi meskipun ada peningkatan volume lalu lintas yang
signifikan pada puncak arus mudik Lebaran 2023, yaitu meningkat sebesar 21,3%
dari tahun 2019. Meski demikian, dengan rekayasa lalu lintas contra flow, Jalan
Tol Jakarta-Cikampek masih dapat melayani arus lalu lintas dari Bandung ke arah
Jakarta. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan tahun 2019 dan 2022 yang
memberlakukan rekayasa lalu lintas one way. Pengoperasian terintegrasi dengan
Jalan Layang MBZ juga berhasil meningkatkan kecepatan kendaraan menjadi 47,81
km/jam,” tambah Bima.
Pada 9 Maret 2024, penyesuaian tarif integrasi Jalan Tol
Jakarta-Cikampek dan Jalan Layang MBZ telah resmi diberlakukan berdasarkan
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 250/KPTS/M/2024
tanggal 2 Februari 2024 tentang Penyesuaian Tarif Integrasi Pada Jalan Tol
Jakarta-Cikampek dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Penyesuaian tarif
ini akan digunakan perusahaan untuk mendukung peningkatan pelayanan operasional
dan pemeliharaan jalan tol.
Bima juga meninjau populasi kendaraan yang melintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, yang merupakan jalur utama pergerakan bisnis antara daerah perkotaan dan kawasan industri Jawa Barat. Sepanjang tahun 2023, tercatat sebanyak 82,3% kendaraan Golongan I melintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan sisanya sebanyak 17,7% adalah kendaraan non Golongan I atau truk industri. (Zen)