tRbFFwIJXCPvDkjdZ6hw7BrVzKSmv3z6tIDMFXHn
Bookmark

DBD Makan 4 Korban Jiwa di Bekasi, Jatiasih Tercatat Paling Tinggi dari 441 Kasus

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan penyebaran nyamuk Aedes Aegypti. Foto: Ilustrasi.
PRAKATA.COM - Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati mengungkapkan terdapat 441 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga pertengahan Maret ini. Dari jumlah tersebut 4 orang diantaranya dinyatakan meninggal dunia.

"Empat kematian yang terjadi hingga Maret 2024 meliputi dua dari Jatiasih, satu dari Jatisampurna, dan satu dari Bekasi Selatan," beber Tanti melalui keterangan tertulisnya, Selasa (19/3/2024).

Menurut catatan Dinas Kesehatan, dari Januari hingga pertengahan Maret 2024, terdapat 441 kasus DBD dengan 4 korban jiwa. Jatiasih mencatat angka tertinggi dengan 117 kasus dan dua kematian, diikuti oleh Bantargebang dengan 60 kasus tanpa kematian.

Data bulan Maret menunjukkan 111 kasus baru, dengan kelompok usia 15-44 tahun sebagai yang terbanyak terkena, diikuti oleh kelompok usia 5-14 tahun. Dari segi jenis kelamin, laki-laki lebih banyak terinfeksi dengan 73 kasus, dibandingkan perempuan dengan 38 kasus.

Dalam upaya memerangi DBD, Pemerintah Kota Bekasi bersama Dinas Kesehatan setempat mengajak warga untuk aktif dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang berkembang biak di sekitar lingkungan.

"Ini pentingnya intensifikasi PSN, tidak hanya di rumah-rumah tetapi juga di sekolah-sekolah, untuk melindungi anak-anak kita," ujarnya.

Ia juga menegaskan kesiapsiagaan Dinas Kesehatan dalam menghadapi DBD dan penyakit lainnya, dengan memastikan ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan di puskesmas.

Menindaklanjuti Kasus DBD di Kota Bekasi, Dinas Kesehatan selanjutnya mengambil langkah-langkah proaktif berikut:
  1. Pembentukan grup Whatsapp untuk puskesmas dan rumah sakit guna mempercepat koordinasi dan pelaporan.
  2. Grup Whatsapp untuk Kader Jumantik di seluruh Bekasi, mendorong aktivitas mereka dalam penanganan DBD.
  3. Distribusi larvasida ke semua puskesmas untuk mengurangi populasi nyamuk Aedes.
  4. Siaran radio untuk menginformasikan masyarakat tentang DBD.
  5. Monitoring oleh Tim DBD ke seluruh kecamatan di Bekasi.
  6. Kolaborasi dengan BBTKLP - Kemenkes dalam survei perilaku vektor DBD (2022).
  7. Surveilans resistensi insektisida terhadap vektor DBD bersama BBTKLP Kemenkes (2022).
  8. Evaluasi layanan KDRS DBD di rumah sakit (2022).
  9. Pelatihan petugas fogging puskesmas dalam pengelolaan fogging nyamuk Aedes Aegypti (2022).
  10. Diseminasi informasi tentang vektor DBD dan zoonosis (2022).
  11. Pemantauan dan pelaporan vektor melalui aplikasi Silantor (2023).
  12. Pendampingan dan pemberdayaan kader kelurahan (2022).
  13. Koordinasi dalam penanggulangan DBD (2023).
  14. Deteksi dini infeksi dengue dengan Rapid DBD Combo untuk rujukan cepat ke rumah sakit (sejak 2018 hingga sekarang). (Gud)

Ikuti Berita Terbaru di Google News