tRbFFwIJXCPvDkjdZ6hw7BrVzKSmv3z6tIDMFXHn
Bookmark

SPSI Bekasi Rayakan HUT ke-51 dan Harpekindo ke-33 dengan Semangat Gotong Royong

Penyampaian santunan oleh SPSI Bekasi kepada anak yatim dalam momentum perayaan SPSI ke-51, Sabtu (24/2/2024).
PRAKATA.COM - Dalam suasana penuh kegembiraan, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Bekasi Raya merayakan puncak hari ulang tahun ke-51 dan Hari Pekerja Indonesia (Harpekindo) ke-33. SPSI Bekasi yang memiliki lebih dari 140.000 anggota yang menyebar dari Pondok Ungu hingga ujung Karawang, menjadi simbol solidaritas dan kebersamaan.

Ketua SPSI Bekasi, R. Abdullah, menyatakan bahwa perayaan kali ini merupakan hasil kerjasama erat dengan pemerintah daerah, didukung oleh alokasi dana APBD. Kegiatan dimulai dengan berbagai seminar, loka karya, lomba K3, dan sosialisasi nilai-nilai Pancasila, diakhiri dengan upacara penutupan yang meriah.

"Kami berharap kegiatan ini bukan hanya untuk hari ini atau tahun ini saja, tetapi menjadi tradisi tahunan," ujar R. Abdullah. "Ini bukan hanya tanggung jawab SPSI, tetapi semua pihak, sesuai dengan Keppres Nomor 9 Tahun '91 yang masih relevan hingga saat ini," katanya, Sabtu (24/2/2024).

Dalam rangka memperingati Harpekindo, SPSI Bekasi juga menetapkan tiga fokus utama untuk tahun 2024: peningkatan kualitas SDM, produksi, dan produktivitas, serta kesejahteraan tanpa gaduh. Ini merupakan respons terhadap masa lalu pasca-reformasi, di mana aksi unjuk rasa sering kali dikedepankan ketimbang dialog dan musyawarah.

"Kami ingin mendeklarasikan ulang hubungan antara pekerja, pengusaha, dan pemerintah dengan nilai-nilai bangsa kita yang universal. Nilai kemitraan, musyawarah, dan gotong royong harus menjadi dasar dalam meningkatkan produksi dan kesejahteraan bersama," tambah R. Abdullah. 

Filosofi gotong royong, kata dia, berarti memikul beban dan menikmati hasil secara bersama-sama, menjadi prinsip utama dalam perayaan kali ini. SPSI Bekasi dan pemerintah daerah berkomitmen untuk mereaktualisasi nilai-nilai ini dalam setiap aspek kerja dan produksi, menjanjikan masa depan yang lebih cerah bagi pekerja di Bekasi.

Harpekindo, Kearifan Lokal yang Meningkatkan Martabat Pekerja

Nur Hidayah, Kepala Bidang Hubungan Industrial Disnaker Kabupaten Bekasi, menekankan pentingnya Hari Pekerja Indonesia (Harpekindo) yang sering terlupakan. Menurutnya, peringatan ini lebih dari sekadar tanggal dalam kalender, melainkan sebuah momen untuk menghargai dan meningkatkan martabat pekerja.

"Harpekindo, yang jatuh pada 20 Februari, telah terlalu lama terabaikan, dengan fokus yang bergeser ke perayaan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei," ujar Nur Hidayah. "Namun, berkat pengingat dari Pak Abdullah tahun lalu, kami di Kabupaten Bekasi mulai menghidupkan kembali tradisi ini."

Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun '91, yang menetapkan Harpekindo sejak tahun 1973, menjadi dasar hukum yang masih relevan hingga kini. Pj Bupati Bekasi menyambut baik inisiatif ini, mengakui bahwa semangat Harpekindo berbeda dengan perayaan Hari Buruh, karena lebih mengedepankan kearifan lokal dan tujuan nasional untuk mengangkat derajat pekerja.

Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi, yang dikenal dengan industri besar dan jumlah pekerja yang signifikan, mengapresiasi kontribusi pekerja dalam pembangunan daerah. "Kami ingin pekerja merasa bangga dan dihargai," tambah Nur Hidayah. 

"Perayaan Harpekindo adalah salah satu cara kami untuk memuliakan mereka dan membangun hubungan industri yang harmonis."

Dengan semangat gotong royong, Harpekindo diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat hubungan antara pekerja, pengusaha, dan pemerintah, serta meningkatkan produksi dan kesejahteraan bersama. (Gud)

Ikuti Berita Terbaru di Google News