tRbFFwIJXCPvDkjdZ6hw7BrVzKSmv3z6tIDMFXHn
Bookmark

Durian Rembang Laris Manis di Festival Kenduren 2024


PRAKATA.COM – Festival Durian Kenduren Rembang yang berlangsung di Alun-Alun Rembang, 3-4 Januari 2024, berhasil menjual ribuan durian lokal. Banyak pengunjung yang terpesona dengan rasa durian lokal yang lezat.

Salah satunya adalah Utami, warga Surabaya yang sedang berlibur di rumah cucunya. Dia terlihat asyik menikmati durian lokal Rembang bersama anak dan cucunya di atas tikar. Dia mengatakan, durian Rembang memiliki rasa yang enak, dan dia akan membelinya lagi sebagai oleh-oleh untuk keluarganya di Surabaya.

“Ini liburan di rumah cucu, alhamdulillah durennya enak. Ini satu habis berdua sama cucu, nanti beli lagi buat bawa ke Surabaya, buat oleh-oleh,” katanya.

Maryanto, penjual durian dari desa Rakitan Kecamatan Sluke, mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Rembang dan pihak sponsor, yang telah mengadakan festival ini. Menurutnya, acara ini semakin meningkatkan nama baik durian lokal, yang tidak kalah dengan durian dari luar kota.

“Durian rakitan yang manis dan dagingnya tebal ini diminati pengunjung. Alhamdulillah pembelinya banyak sekali, bawa 200 buah, pada Sabtu siang tinggal 40 (buah), ” ujarnya.

Bukan hanya buah duriannya yang laku keras, minuman olahan durian juga habis terjual. Festival Durian Kenduren ini juga disemarakkan dengan lomba cerdas cermat petani milenial.

Slamet Haryanto, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinpermades) Kabupaten Rembang, mengatakan, festival durian ini sukses karena kerja sama dengan desa yang memiliki potensi durian. Selain itu juga, ada dukungan dari BUMD dan pihak swasta lainnya.

“Antusias masyarakat sangat tinggi, hari ini jam 10 (pukul 10.00 WIB) sudah banyak yang habis. Mereka suka dengan rasanya, dan kualitas duriannya yang sesuai dengan minat masyarakat. Ada seribu lebih yang terjual,” tuturnya.

Ia menambahkan, festival durian ini bertujuan untuk mempromosikan potensi pertanian dan perkebunan di Rembang. Termasuk, pengembangan wisata berbasis potensi buah yang ada. (gud)