![]() |
| Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, saat memberikan arahan dalam rapat koordinasi penanggulangan bencana. |
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengungkapkan curah
hujan tinggi beberapa pekan terakhir telah memperbesar risiko bencana,
khususnya di kawasan utara, barat, hingga timur kota. "Yang paling
mengkhawatirkan adalah potensi longsor. Kami sudah turun langsung meninjau
lokasi, termasuk rumah-rumah berisiko tinggi," tegas Farhan.
Ia memerintahkan penguatan jalur komunikasi, mulai dari
Polsek, Koramil, unsur kewilayahan, hingga relawan, untuk segera melaporkan
permukiman di zona rawan. "Jika ada ancaman longsor, informasi harus
cepat. Evakuasi harus segera dilakukan. Jangan sampai ada korban jiwa
lagi," pesannya.
Selain longsor, Farhan menyoroti ancaman kebakaran di
permukiman padat yang berpotensi menimbulkan korban jiwa. "Banyak rumah
dihuni delapan orang dalam satu bangunan. Kesiapsiagaan seluruh unsur di
lapangan sangat krusial," jelasnya.
Kasus bangunan roboh juga meningkat signifikan, baik di
bantaran sungai maupun permukiman biasa. Banyak bangunan tua tidak layak huni
namun masih ditinggali warga berpenghasilan rendah. Farhan juga memerintahkan
identifikasi pohon-pohon rawan tumbang, terutama yang ditanam di pot beton yang
kini sudah rusak sehingga akarnya menggantung dan rapuh. "Saya menyaksikan
langsung di Kiaracondong, pohon bisa tumbang tiba-tiba saat hujan,"
ujarnya.
Ancaman kesehatan juga disinggung. Farhan mengingatkan
potensi lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada periode 2026-2028
karena siklus tiga tahunan. Warga diminta segera ke puskesmas jika demam tidak
turun dalam 24 jam.
Persoalan sampah menjadi ancaman serius lainnya. Kota
Bandung menghasilkan sekitar 1.498 ton sampah per hari, namun hanya 1.200 ton
yang dapat diangkut ke TPA Sarimukti. "Kita pernah mengalami penumpukan
4.000 ton selama 20 hari di November lalu. Truk antre sampai 36 jam di
TPA," kisah Farhan.
Ancaman makin besar karena mulai pertengahan Januari 2026,
kuota pembuangan ke TPA diperkirakan turun menjadi 980 ton per hari. Pemkot
saat ini menyiapkan teknologi biodigester dan insinerator berkapasitas 7-10 ton
sebagai solusi parsial.


