Gelar Pahlawan untuk Soeharto Diperdebatkan, Inisiator Garuda 8 Nuswantara: Setiap Pemimpin Layak Dapat Gelar - Prakata.com | Kata-kata Dalam Berita
tRbFFwIJXCPvDkjdZ6hw7BrVzKSmv3z6tIDMFXHn
Bookmark

Gelar Pahlawan untuk Soeharto Diperdebatkan, Inisiator Garuda 8 Nuswantara: Setiap Pemimpin Layak Dapat Gelar

Heru Budi Wasesa, Inisiator Garuda 8 Nuswantara.
Prakata.com– Wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden RI ke-2, Soeharto, kembali memantik perdebatan publik. Saat ini pemerintah melalui tim Dewan Gelar Tanda Kehormatan (GTK) sedang mengkaji sejumlah nama untuk diberikan gelar sebagai pahlawan, salah satunya adalah Soeharto. Tetapi rencana tersebut mendapat penolakan dari sejumlah kelompok masyarakat. 

Di tengah kontroversi ini, Heru Budi Wasesa, Inisiator Garuda 8 Nuswantara, menyuarakan pandangan yang berbeda. Heru menilai, setiap pemimpin Indonesia, termasuk Soeharto, layak mendapatkan gelar atas jasa-jasanya. Pernyataan ini menarik, mengingat latar belakang Heru yang mengaku berasal dari keluarga yang pernah menjadi korban “Persona Non Grata” pada era Orde Baru.

"Tidak ada manusia yang sempurna, sebagaimana tidak ada yang selalu buruk. Setiap individu dan setiap pemimpin membawa dua sisi yang berbeda," ujar Heru dalam pernyataan Kamis (6/11/2025).

Ia menambahkan, tugas generasi sekarang adalah mengambil hal baik sebagai panutan dan menjadikan yang buruk sebagai pelajaran. Menurutnya, mustahil menemukan pemimpin yang berniat menghancurkan negerinya sendiri.

"Kita mengenal Soekarno, yang dengan gigih membawa bangsa ini menuju gerbang kemerdekaan. Kemudian, kepemimpinan berpindah ke Soeharto yang membawa Indonesia pada era tinggal landas, meski tidak lepas dari masa-masa yang membuat jenuh," jelas Heru.

Pandangan Heru ini menyinggung langsung wacana gelar pahlawan Soeharto yang masih alot. Ia mengakui setiap pemimpin memiliki kekurangan, tetapi justru itulah yang membuat sebuah bangsa maju melalui proses koreksi.

"Sebuah bangsa tumbuh melalui proses koreksi dan penyempurnaan yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut, persatuan mutlak diperlukan," tegas Ketua Alumni Universitas Pertahanan (Unhan) RI ke-3 ini.

Heru mendorong agar bangsa Indonesia menjadi bijak dalam menyikapi sejarah. Ia menekankan pentingnya mencari persamaan, bukan memperuncing perbedaan.

"Kita harus ingat, tidak ada hari ini tanpa kemarin. Masa lalu, dengan segala keberhasilan dan kegagalannya, adalah fondasi untuk membangun masa depan yang lebih baik," pungkas Heru.

Pernyataan Heru ini diharapkan dapat memberikan perspektif yang menyejukkan di tengah polarisasi pendapat mengenai gelar pahlawan Soeharto. Ia mengajak semua pihak belajar dari masa lalu untuk mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat. (Gud)

Ikuti Berita Terbaru di WhatsApp Channel