Purbaya Berdaya Menggempur Tipu Daya dan Politik Sandera - Prakata.com | Kata-kata Dalam Berita
tRbFFwIJXCPvDkjdZ6hw7BrVzKSmv3z6tIDMFXHn
Bookmark

Purbaya Berdaya Menggempur Tipu Daya dan Politik Sandera

Menteri Keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa. Foto: Ilustrasi/AI
Oleh: Yusuf Blegur (*)
(*) Mantan Presidium GMNI periode 1999-2002, Mantan Ketua Senat Mahasiswa Universtas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Jakarta periode 1996-1997, Mantan Aktifis 98, Forum Komunikasi Senat Mahasiswa.

RAKYAT kini seolah memiliki "bad boy" asuhan Prabowo Subianto. Purbaya Yudhi Sadewa gencar memberikan culture shock kepada tikus-tikus negara yang menggerogoti uang rakyat. Akankah Purbaya menjadi sosok penindak yang efektif sekaligus pertahanan diri bagi politik kedaulatan dan kemandirian Prabowo?

Kesan pertama yang terlihat adalah pongah dan jumawa. Begitulah Menteri Keuangan Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa, menampilkan perangainya yang tengil dan ceplas-ceplos di hadapan publik. Baru seminggu dilantik Prabowo, Purbaya, seorang praktisi ekonomi berbasis teknokrat, meyakinkan rakyat bahwa ilmu pengetahuan, pengalaman, dan keberanian mengambil kebijakan yang terarah dan terukur dapat menyelamatkan atau setidaknya memperbaiki perekonomian nasional.

Purbaya tidak sekadar berbicara angka dan statistik. Bukan pula hanya tentang finansial dan moneter. Lebih dari itu, ada kearifan dan terobosan untuk tidak mengandalkan kebijakan fiskal sebagai fondasi utama keuangan negara. Purbaya lebih tajam dengan mengangkat ekonomi Indonesia pada pendekatan transparansi dan akuntabilitas. Pengelolaan sistem ekonomi kapitalistik yang mengedepankan efisiensi dan efektivitas, dimodifikasi agar berorientasi pada ekonomi bermazhab negara kesejahteraan. Ada prinsip keadilan, pemerataan, dan pertumbuhan yang lebih dari sekadar kemandirian, yakni upaya merangsang daya beli dan ekonomi produktif rakyat.

Kebijakan ekonomi Purbaya dinilai publik membawa harapan yang cerah, namun tidak mudah. Dalam arus besar politik yang dikendalikan mafia, Ekonomi Kerakyatan bagai mendaki jalan terjal dan curam karena menghadapi state organized crime. Tidak tanggung-tanggung, tidak hanya kelompok pengusaha tertentu, politisi dan birokrat pun ikut merampok uang rakyat. Diperlukan gerakan rakyat untuk mereduksi penyimpangan yang dilakukan pejabat. Sebaik apa pun visi presiden dalam pembangunan ekonomi, akan tetap sulit diwujudkan selama masih bercokol para penjahat berkedok menteri, kepala badan setingkat menteri, pemimpin lembaga strategis, dan pembantu-pembantu presiden lainnya.

Sebenarnya, hal itu tidak boleh menjadi hambatan dan tantangan bagi Purbaya saja, atau bahkan bagi presiden sekalipun. Persoalan kultur dan struktur yang kerap menggerogoti ekonomi nasional menegaskan bahwa upaya menyehatkan keuangan negara justru terganjal oleh kalangan internal pemerintahan sendiri. Seperti yang dialami Purbaya, langkah politik dan ekonomi populis yang sejatinya merepresentasikan kebijakan Prabowo, malah ditentang oleh pembantu-pembantu presiden lainnya. Sebut saja Luhut, Bahlil, Zulhas, dan lain-lain, termasuk kepala-kepala daerah yang diduga korup dan manipulatif, serta memiskinkan dan membodohi rakyat, negara, dan bangsa.

Namun, bukan Purbaya namanya jika tidak berdaya. Bukan Purbaya namanya jika tidak menggempur segala tipu daya dan politik sandera. Bukan juga semata karena di belakangnya ada kuasa sang presiden. Purbaya tetap berjibaku dan militan menghadapi kejahatan keuangan negara yang bersifat konspiratif, yang beririsan dengan lingkaran luar sekaligus lingkaran dalam kekuasaan presiden dan mantan presiden.

Gas pol dan menyala! Purbaya Yudhi Sadewa berdaya, menggempur tipu daya dan politik sandera.

Bekasi Kota Patriot,

1 Jumadil Awal 1446 H / 23 Oktober 2025.