Bahas Ketahanan Pangan Nasional, Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan Sebut Perlu Satukan Visi Misi - Prakata.com | Kata-kata Dalam Berita
tRbFFwIJXCPvDkjdZ6hw7BrVzKSmv3z6tIDMFXHn
Bookmark

Bahas Ketahanan Pangan Nasional, Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan Sebut Perlu Satukan Visi Misi

Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan, memberikan keterangan kepada awak media di Semarang, Selasa (31/12/2024).

Prakata.com - Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyampaikan pihaknya melakukan Rapat Koordinasi dengan Pemerintah Daerah Jateng. Ini merupakan kali ketiga setelah sebelumnya Jabar dan Lampung, untuk membahas program prioritas utama Presiden Prabowo Subianto, yaitu swasembada pangan.

“Karena itu tidak mungkin hanya pusat tapi dibutuhkan satu visi, satu misi, karena kita satu tim, pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota harus sama semangatnya. Tujuan kita swasembada pangan secepat-cepatnya dalam artian luas. Yaitu, ada gula, garam, jagung, beras dan lain-lain,” kata Zulhas, sapaannya di Semarang, Selasa (31/12/2024).

Menurutnya, ada dua hal yang dilakukan, yaitu optimalisasi yang ada. Jateng terkenal dengan lumbung pangan, maka optimalisasinya antara lain irigasi. Pihaknya meminta lahan-lahan tadah hujan atau yang tidak ada irigasinya segera dilaporkan walaupun pihaknya sudah punya data di PU, tapi ini diharapkan lebih detail, lebih tepat, dan lebih cepat.

“Ada hampir 30-40 persen Jateng yang tidak irigasinya. Kedua, tidak bisa dibangun irigasi karena tidak ada bendungannya. Nah itu bisa dengan pompa. Pompanisasi, cepat dilaporkan,” tuturnya.

Perihal pupuk, kata mantan Menteri Perdagangan ini, pihaknya sudah memangkas aturannya biar tidak mengular lagi. Selain juga disediakan dashboard untuk memonitor. Dengan begitu, kalau dulu peraturannya banyak seperti melalui SK Bupati, SK Gubernur, SK Mendag, atau macam macam lagi, sekarang langsung dari Menteri Pertanian tunjuk penerima pupuk. Gerakan cepat itu bisa langsung ke gapoktan, kios, pengecer, atau distributor.

Selanjutnya soal penyuluh, Zulhas menyatakan, penyuluh akan jadi kunci. Diketahui, penyuluh tidak hanya padi tapi holtikultura, dan lainnya. Untuk mendukung semangat para petani, pemerintah akan membeli hasil pertaniannya.

“Kemarin Rapat dipimpin Presiden langsung bersejarah. Kenapa bersejarah? Karena diputus bapak Presiden berapapun hasil pertanian padi dan jagung, baru dua produk, yang tidak diserap pasar, maka akan dibeli seluruhnya oleh pemerintah melalui bulog. Harga sudah disesuaikan,” ujarnya.

Misalnya, terang Zulhas, harga gabah Rp6 ribu per kg jadi Rp6.500. Ada juga harga jagung Rp5 ribu jadi Rp5.500 per kg. Produk yang tidak diserap pasar akan dibeli pemerintah. Nanti tentu kerja sama dengan pabrik padi yang ada di daerah.

“Presiden memerintah menteri-menterinya jangan cengeng, jangan punya mental minderan, jangan pesimis. Presiden memerintah menteri-menterinya semangat dulu, yakin dulu, kerja keras dulu, coba dulu,” tegasnya.

Zulhas juga mengatakan, mulai 2025, pemerintah tidak akan melakukan impor beras, gula untuk konsumsi, jagung untuk pakan ternak, dan garam.

“Jadi di empat bidang ini, para petani, para pengusaha silakan lomba berusaha. Insyaallah bagus harganya. Besok mudah mudahan tahun 2025 sudah tidak impor lagi. Minimal kita tidak impor lagi empat macam yang saya sebutkan,” jelasnya.

Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto mengatakan untuk turut serta menyukseskan program swasembada pangan, anggaran untuk dana desa pada 2025 Rp70 triliun. Dari jumlah tersebut 20 persennya wajib untuk ketahanan pangan.

“Sebanyak 20 persen dana desa untuk ketahanan pangan. Kita matangkan dengan modul. Kami mohon bupati dan camat se-Jateng, 2025 fokus ketahanan pangan,” kata Yandri. (ak/ul/jiz)


Ikuti Berita Terbaru di Google News & WA Channel