RADEN Adjeng (RA) KARTINI adalah salah satu tokoh wanita Indonesia yang hidup dan berjuang bukan secara fisik tetapi secara intelektualnya. Bicara tentang seorang kartini kita akan dibawa pada sebuah keteladanan dan kontribusi yang beliau upayakan pada saat itu di zamannya.
RA Kartini memiliki harapan, gagasan, ide-ide cemerlang, kata-kata motivasi untuk diri sendiri dan kaumnya yang pada akhirnya dapat digunakan juga untuk memotivasi semua orang.
Dari kisah seorang Kartini, saya banyak belajar tentang kepedulian. Dari kepedulian lah yang membuat Kartini membaca lingkungan yang saat itu terjadi dan mengekang kaumnya dalam kehidupan.
Dari sana saya juga belajar kekuatan yang dimiliki Kartini dan adalah semangat perubahan yang di harapkan juga kaumnya mempunyai semangat yang sama. Dimulai dari harapan berwujud ide menjadi cita dan visi yang dapat menembus lintas waktu, tempat dan masa.
Ide Kartini mengenai emansipasi, literasi yang menjadi bagian dari pergerakan nasional era kolonialisme yang tak akan lekang oleh waktu dan zaman. Kaumnya harus bangkit, dari mahluk ciptaan Tuhan yang dianggap tidak mampu memberikan kontribusi sampai akhirnya harus berarti dalam kehidupan dan pembangunan.
Dari sosok Kartini mengajarkan pula tentang keterbukaan berdialog dan menjaga curiosity (rasa ingin tahu). Sikap ini yang mendorong dan memadu seseorang akan mampu menjalin komunikasi yang baik dengan orang lain. Dan sikap rasa ingin tau akan membuka jalan untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih besar dan luas.
Komunikasi dan dialog melalui surat pada sahabatnya di Belanda, banyak menceritakan tentang perbedaan budaya serta pemikiran yang membuka jalur kesetaraan gender akhirnya.
Dialog dengan kiai Soleh Darat, dimana dalam catatan sejarah pun menyatakan beliau sebagai salah satu guru KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asyari dengan tema tentang makna Al-Quran dan sekat-sekat tradisi yang saat itu di genggam dan dipercayai. Akhirnya membuka kesadarannya tentang Tugas dan peran pentingnya sebagai wanita dan manusia dimuka bumi serta di hadapan Tuhannya.
Dari sana kita bisa belajar tentang urgensi peran seorang manusia diatas bumi terkait 3 hal tersebut yaitu, dengan ide dan gagasan akan mendorong semangat dan keimanan, humanisme banyak mengandung nilai-nilai sosial dan kemanusiaan serta keingintahuan yang membentuk pengetahuan dan wawasan.
Walau rasa keingintahuan Kartini pada sesuatu yang bukan atau tidak dianggap bukan urusannya tentang banyak hal dimasa itu, menyebabkan banyak kejadian yang akhirnya mendorong beliau pada situasi yang bahaya dan tidak menyenangkan akibat rasa ingin tahu yang melahirkan penolakan-penolakan pada keberadaannya maupun gagasan-gagasannya.
"Penjara adalah rumah besar dengan halaman luas disekelilingnya. Tetapi dilingkari dinding yang tinggi yang mengurung saya". Sepenggal kutipan tulisan Kartini menyadarkan kita saat ini yang mungkin bisa secara fisik bebas berjalan kemana kaki melangkah namun terpenjara dalam gagasan, kesempatan dan pemikiran.
Perubahan kah yang kita inginkan? atau diam terkurung meratapi keadaan.
Semangat Hari Kartini! Mari kita melanjutkan semangat perjuangannya dengan peduli pada lingkungan dan buat perubahan nyata dalam pembangunan.
(*) Ketua KORMI Kota Bekasi, Ketua Jabar Bergerak Bekasi Keren, Istri dari Mantan Wali Kota Bekasi Tri Adhianto.
Ikuti Berita Terbaru di Google News & WA Channel