tRbFFwIJXCPvDkjdZ6hw7BrVzKSmv3z6tIDMFXHn
Bookmark

PKS Sebut Veto AS di PBB Halangi Perdamaian Dunia dan Kemerdekaan Palestina

Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini.
Prakata.com - Jazuli Juwaini, ketua fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPR RI, mengecam tindakan Amerika Serikat (AS) yang menggunakan hak vetonya dalam sidang PBB, yang menurutnya menghambat proses perdamaian global. Menurutnya, veto AS ini menghalangi pengesahan keanggotaan Palestina di PBB.

“Fraksi PKS, Indonesia, dan sejumlah negara lain merasa sangat kecewa dengan sikap AS yang menolak keanggotaan penuh Palestina di PBB,” ungkap Jazuli dalam pernyataan pers yang diterima pada hari Sabtu (20/4/2024).

Jazuli berpendapat bahwa pengakuan terhadap Palestina sebagai anggota PBB dapat menjadi dasar untuk menciptakan perdamaian antara Palestina dan Israel, yang didukung oleh AS.

Namun, veto AS ini, menurut anggota Komisi I DPR RI, justru menjauhkan upaya menciptakan dunia baru yang adil, damai, aman, dan tenteram.

“Dengan sikapnya ini, AS jelas tidak mendukung perdamaian berdasarkan solusi dua negara yang selama ini mereka usung,” ujarnya.

Di sisi lain, dia menghargai sikap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang tetap mendukung kemerdekaan Palestina. Jazuli berharap Indonesia dan negara-negara anggota PBB lainnya akan terus berusaha mengajukan dan merekomendasikan proposal.

Dengan upaya diplomasi dan lobi yang konsisten, dia yakin konflik di Palestina dapat diakhiri dan impian perdamaian dunia dapat terwujud.

“Hentikan agresi, hentikan penjajahan, hentikan kekejaman yang selama enam bulan ini telah merenggut lebih dari 33.000 jiwa penduduk Palestina, dua pertiga di antaranya adalah anak-anak, perempuan, dan orang tua. Kita tidak ingin lagi ada tragedi kemanusiaan di Palestina,” pungkas Jazuli.

Amerika Serikat pada hari Kamis (18/4) memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut keanggotaan penuh Palestina di PBB.

Dewan yang terdiri atas 15 anggota itu mengadakan pertemuan di New York untuk melakukan pemungutan suara terhadap rancangan resolusi yang diajukan Aljazair yang merekomendasikan penerimaan negara Palestina untuk keanggotaannya di PBB. Keanggotaan itu diblokir dengan 12 suara dukungan dan dua abstain, termasuk Inggris dan Swiss.

Sebelum pemungutan suara, utusan Aljazair untuk PBB Amar Bendjama mengatakan bahwa sudah saatnya bagi Palestina untuk mengambil tempatnya yang layak di antara komunitas bangsa-bangsa, dan mengupayakan keanggotaan di PBB merupakan ekspresi mendasar dari penentuan nasib sendiri oleh Palestina.

"Hari ini seruan sejarah kembali bergema. Dan merupakan kehormatan bagi saya untuk mengajukan rekomendasi ke Dewan untuk mengakui negara Palestina sebagai anggota penuh PBB. Ini adalah langkah penting untuk memperbaiki ketidakadilan yang sudah berlangsung lama," kata Bendjama mendesak setiap anggota untuk mendukung resolusi tersebut.

Palestina diterima sebagai negara pengamat di Majelis Umum PBB pada tahun 2012 sehingga memungkinkan utusannya untuk berpartisipasi dalam perdebatan dan organisasi-organisasi PBB, tetapi tidak berhak melakukan pemungutan suara.

Sejumlah negara diterima menjadi anggota PBB melalui keputusan Majelis Umum atas rekomendasi Dewan Keamanan, menurut Piagam PBB.

Resolusi dewan memerlukan sedikitnya sembilan suara setuju dan tidak ada veto dari anggota tetap (AS, Inggris, Prancis, Rusia, atau Tiongkok) untuk dapat disahkan. (Zen)

Ikuti Berita Terbaru di Google News & WA Channel