Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicek Widyawati. |
“Pertamina adalah satu-satunya BUMN yang berfokus pada
pengembangan bisnis energi terintegrasi, mencakup operasi hulu, tengah, dan
hilir. Kami tidak hanya beroperasi di pasar domestik, tetapi juga memiliki
kehadiran yang signifikan di luar negeri. Meski demikian, misi utama kami
adalah memperkuat kemandirian dan ketahanan energi di negara kami,” kata Nicke
dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Selasa (23/4/2024).
Bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin),
Pertamina berpartisipasi dalam acara Hannover Messe 2024 di Jerman, yang
mengusung tema ‘Forging Smart & Sustainable Industry’ dan diselenggarakan
oleh ECADIN pada Senin (22/4).
Nicke menjelaskan tentang bisnis hulu Pertamina yang
mengelola 40 blok migas domestik dan 25 blok migas internasional.
“Pertamina mengoperasikan 24 persen blok domestik dan
memberikan kontribusi besar terhadap produksi minyak domestik sebesar 70 persen
dan gas 28 persen. Angka-angka ini menunjukkan peran krusial kami dalam menjaga
keamanan energi Indonesia,” jelasnya.
Ia juga membahas strategi Pertamina dalam pengembangan
kilang di tengah transisi energi global. Menurutnya, meski Pertamina
berkomitmen pada bisnis yang berkelanjutan, keamanan energi tetap menjadi
prioritas.
“Pengembangan kilang kami berpusat pada peningkatan
efisiensi, pengurangan kandungan sulfur dan nitrogen, serta mitigasi emisi gas
rumah kaca,” tambah Nicke.
Untuk merespon transisi dari bahan bakar fosil ke energi
terbarukan, Pertamina memperkuat bahan bakar gas sebagai jembatan. Dengan
cadangan gas yang melimpah, Pertamina saat ini fokus pada peningkatan
infrastruktur tengah dan hilir.
Selain itu, Pertamina juga telah beralih ke sumber energi
terbarukan seperti panas bumi. Di sektor pengangkutan energi, Pertamina
memiliki 700 kapal yang memfasilitasi perdagangan domestik dan internasional
dan merupakan bagian integral dari rantai nilai energi terintegrasi Pertamina.
“Sebagai BUMN, kami bertanggung jawab untuk menyediakan
energi yang mudah diakses, bersih, dan terjangkau bagi rakyat Indonesia serta
memastikan distribusi energi yang adil di seluruh negeri,” ungkap Nicke.
Di era transisi energi, Pertamina mengadopsi strategi
pertumbuhan ganda, yaitu memperkuat bisnis warisan untuk memenuhi keamanan
energi, keterjangkauan, dan aksesibilitas, sementara juga melakukan program
dekarbonisasi.
Untuk energi terbarukan, Pertamina mengembangkan produk
rendah karbon yang berasal dari sumber daya alam yang ada di Indonesia seperti
panas bumi, biofuel, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).
Untuk mendukung strategi pertumbuhan ganda ini, Pertamina
telah melakukan transformasi bisnis yang berkelanjutan dan digitalisasi.
Menurut Nicke, digitalisasi adalah salah satu agenda strategis Pertamina untuk
mengendalikan operasi yang luas dan kompleks dari hulu, tengah, dan hilir.