Tri Adhianto saat bersantap sahur bersama Mak Sinah. |
Mak Nisah mengaku tak menduga jika kedatangan Tri yang juga
Ketua DPC PDIP Kota Bekasi itu
mengajaknya makan sahur bersama. "Ya Allah, saya seperti bermimpi. Saya
tak menyangka jika gubuk saya ini kedatangan orang penting," katanya, Selasa
(26/3/2024) dini hari.
Apalagi, lanjut dia, Tri Adhianto datang bukan hanya membawa
banyak makanan, tapi juga tak terlihat kaku dan jijik saat makan bersama
dirinya. Padahal, rumah tempat tinggalnya itu kotor dan kumuh.
Mak Nisah tampak semakin terharu saat Tri tiba-tiba masuk ke
dapurnya untuk sekedar melihat-lihat ada makanan apa saja di rumahnya. Apalagi
saat makan sahur dimulai, Tri langsung mengambilkan nasi dengan langsung menyuapi dirinya.
"Subhanallah,
saya benar-benar merasa dihormati dan dimuliakan oleh Pak Tri seperti
terhadap ibunya sendiri. Saya sangat terharu, kagum dan senang luar biasa.
Beliau memang pemimpin tauladan," tegasnya.
Sementara itu, Tri Adhianto yang datang dengan tidak memberi
tahu sebelumnya mengaku lebih untuk memastikan seperti apa kondisi warganya
saat makan sahur. Termasuk, makan apa saja saat sahur.
Dan ternyata, kata Tri, saat dirinya masuk ke dapur Mak
Nisah, dia hanya memasak nasi saja, tak terlihat ada lauk dan sayuran. Kecuali
tempe goreng yang lagi dihangatkan untuk dimakan.
Menurut Tri, kedatangan spontan yang seperti itu sangat
penting buat dirinya. Sehingga, pada saatnya nanti, akan menjadi bahan masukan
dan pertimbangan dirinya sebagai politisi untuk membuat kebijakan terhadap
warga kurang mampu.
Namun, lanjut Tri, yang tak kalah penting adalah misi untuk
makin mengasah kepekaan sosial dirinya. Ternyata masih banyak saudara-saudara
kita yang memerlukan pertolongan dan bantuan, khususnya secara ekonomi.
"Ini fakta yang tak boleh dipungkiri, bahwa masih
banyak orang yang kurang beruntung secara ekonomi sehingga memerlukan bantuan
orang-orang yang lebih mampu. Termasuk, bantuan dari pemerintah,"
tegasnya.
Dalam kontek inilah, Tri mengajak semua pihak, khususnya
para politisi untuk sering-sering mengunjungi warga-warga yang tidak mampu. Termasuk, pada momen
mendekati lebaran. Terutama, untuk memastikan, apakah saat mereka berlebaran
besoknya memiliki beras yang bisa dimasak atau tidak.
"Jangan sampe terjadi, boro-boro untuk beli daging,
untuk beli beras pun mereka tak ada. Nah, tugas kita-kita yang mampu lah untuk
ikut terpanggil membantu mereka," ungkapnya.