tRbFFwIJXCPvDkjdZ6hw7BrVzKSmv3z6tIDMFXHn
Bookmark

Partisipasi Tinggi di Pemilu Jawa Tengah 2024, Suasana Kondusif dan Antusiasme Pemilih Mencapai 82,5 Persen

Nana Sudjana, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah
PRAKATA.COM - Nana Sudjana, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, memberikan penilaian positif terhadap pelaksanaan pemilu 2024 di wilayahnya, yang berlangsung dalam suasana kondusif. Dia mengungkapkan bahwa tingkat partisipasi pemilih telah mencapai 82,5 persen.

Pernyataan tersebut disampaikan Nana saat memimpin upacara apel pagi di Halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah pada Senin (19/2/2024). Meski demikian, Nana mengingatkan semua aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk tetap waspada dan memantau perkembangan politik, sosial, dan ekonomi setelah tahapan pemungutan dan penghitungan suara.

"Saya harap semua pihak terus memantau dan mengikuti perkembangan atau aktivitas di masyarakat. Masih ada dampak pemilu yang perlu kita waspadai. Jangan sampai masyarakat merasa resah," ujar Nana.

Nana juga menginformasikan bahwa akan ada pemilu susulan yang akan diselenggarakan di 114 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak. Pemilu susulan ini diperlukan karena daerah tersebut sebelumnya terkena dampak bencana banjir.

Menurut informasi dari KPU Kabupaten Demak, sebanyak 27.669 pemilih di lokasi tersebut dijadwalkan untuk mengikuti pemilu susulan pada 24 Februari 2024.

"Kepala Kesbangpolinmas dan Plt Kasatpol PP harus ikut serta mengawal bersama TNI, Polri, dan Pemda setempat. Jangan sampai ada masalah lain yang muncul dari pemilu ulang tersebut," tegas Nana.

Pada hari Minggu (18/2/2024), Nana menyebutkan bahwa Pemungutan Suara Ulang (PSU) di 26 TPS di 13 kabupaten/kota di Jawa Tengah telah berhasil diselenggarakan.

Dalam kesempatan tersebut, Nana juga menekankan kepada ASN di lingkungan kerjanya untuk tetap fokus dalam melayani dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan bidang tugas masing-masing.

Dia menambahkan bahwa ada tiga hal yang menjadi perhatian utama, yaitu tingkat kemiskinan, inflasi, dan kesehatan masyarakat.

Mengenai kemiskinan dan kemiskinan ekstrem, Nana mengakui bahwa telah ada kemajuan selama satu tahun terakhir. Namun, dia menekankan bahwa hal tersebut perlu ditingkatkan lagi, mengingat target untuk kemiskinan ekstrem pada 2024 harus mencapai nol persen.

"Kemiskinan kita saat ini masih 10,77 persen. Kemiskinan ekstrem turun dari 1,9 persen menjadi 1,1 persen. Tahun ini kita harus bisa mengurangi angka kemiskinan. Kita harus melakukan langkah-langkah konkret untuk mencapai target tersebut," pungkasnya. (ana)

Ikuti Berita Terbaru di Google News