![]() |
| Seorang model cilik menampilkan batik karya Komunitas Batik Bekasi (Kombas) dalam Indonesia Fashion Runway (IFR) 2025. |
Prakata.com — Pesona kekayaan budaya Nusantara, termasuk beragam batik daerah, kembali diangkat dalam panggung mode bergengsi bertajuk Indonesia Fashion Runway (IFR) 2025. Acara skala nasional ini digelar di gedung bersejarah Museum Bank Mandiri, Jakarta Kota, pada Sabtu (27/12/2025).
Salah satu peserta yang mencuri perhatian adalah Komunitas Batik Bekasi (Kombas). Komunitas ini menampilkan karya batik khas Bekasi hasil rancangan desainer Dewi Marda. Keikutsertaan mereka dijelaskan langsung oleh penggagas Kombas, Barito Hakim Putra.
Menurut Barito, partisipasi Batik Bekasi dalam IFR mengusung tema Inclusivity. Tema ini menegaskan bahwa batik Bekasi dapat diterima dan dikenakan oleh semua kalangan, di berbagai kesempatan dan ruang budaya.
“Dengan tema inklusivitas, batik Bekasi bisa diterima di mana saja dan oleh siapa saja,” ujarnya.
Barito menyampaikan rasa syukur atas kesempatan ini. Ia menilai keikutsertaan Komunitas Batik Bekasi merupakan kontribusi nyata dalam pelestarian budaya dan seni rupa, khususnya batik Bekasi yang telah ia geluti sejak masa kuliah.
“Ini adalah bagian dari perjalanan kami dalam menjaga dan mengembangkan batik Bekasi agar tetap hidup dan dikenal luas,” katanya.
Lebih lanjut, Barito menegaskan bahwa batik Bekasi memiliki model dan motif khas yang menjadi identitas daerah. Kekhasan tersebut, menurutnya, perlu terus dilestarikan dan diperkuat agar batik Bekasi dapat menjadi ikon daerah serta tercatat dalam sejarah, baik di ranah pemerintahan, dunia usaha, maupun kebudayaan.
“Batik Bekasi memiliki ciri khas yang harus dijaga dan dilestarikan sebagai identitas dan kebanggaan daerah,” pungkasnya.
Di sisi lain, Athan Siahaan, CEO IFR yang juga CEO Indonesia Fashion Parade (IFP), memaparkan perbedaan mendasar antara kedua ajang tersebut.
"Kalau Indonesia Fashion Parade itu lebih umum segmentasinya. Nah, Indonesia Fashion Runway ini temanya 'inclusivity'. Jadi, kami berharap semua pelaku UMKM, seniman, pegiat, dan perajin, baik penenun, pembatik, maupun pembuat kerajinan lainnya, bisa terangkat secara ekonomi," ujar Athan kepada Prakata.com, Selasa (30/12/2025).
Athan menekankan bahwa acara ini dirancang untuk menciptakan perputaran ekonomi langsung. Kolaborasi antara desainer dengan perajin lokal diharapkan dapat mempromosikan karya wastra (tekstil) Indonesia secara lebih masif kepada penonton dan masyarakat luas. "Bersyukur juga kita disupport oleh E-Craft," tambahnya.
Ia menilai dukungan untuk dunia fashion dalam negeri saat ini sudah semakin baik dan terfokus. "Sebelum-sebelum ini kan belum pernah ada, nah sekarang ini lebih terfokus. Jadi komunitas fashion juga akan lebih terbantu," tuturnya. (Gud)
Ikuti Berita Terbaru di WhatsApp Channel


