![]() |
| Kedatangan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto disambut hangat Presiden Pakistan Asif Ali Zardari. |
Dengan latar istana kepresidenan Pakistan, kedua kepala
negara kemudian berjalan berdampingan menuju ruang pertemuan utama di lantai
empat. Percakapan santai mengalir, mengukir kembali sejarah panjang
persahabatan kedua bangsa yang telah bertahan puluhan tahun. Perjalanan singkat
itu diwarnai kehangatan yang tulus, jauh dari kesan kaku protokoler.
Sebelum memasuki lift, sebuah interaksi spontan dan
mengharukan terjadi. Seorang anak Pakistan dengan polosnya menyodorkan seikat
buket bunga kepada Presiden Prabowo. Sorot mata sang Presiden yang berbinar dan
senyumnya yang meluas menangkap momen itu, mengubahnya menjadi simbol personal
dari sambutan rakyat Pakistan yang tulus.
Puncak dari kunjungan kenegaraan ini berlangsung dalam dua
babak penting. Babak pertama adalah pertemuan empat mata (tête-à -tête) yang
intim, di mana kedua pemimpin secara terbuka mendiskusikan dinamika kawasan dan
peta jalan untuk mematri kemitraan Indonesia-Pakistan ke level yang lebih
strategis. Babak kedua adalah pertemuan bilateral dengan seluruh delegasi, yang
menegaskan tekad bersama untuk membawa kerja sama konkret yang mensejahterakan
kedua bangsa.
Namun, ada satu momen yang paling berkesan dan penuh makna.
Di hadapan para delegasi, Presiden Asif Ali Zardari dengan khidmat menyematkan
penghargaan tertinggi negara, Nishan-e-Pakistan, kepada Presiden Prabowo
Subianto. Medali kehormatan ini bukan sekadar benda, melainkan cermin
penghargaan mendalam Pakistan atas dedikasi dan kontribusi nyata Presiden
Prabowo dalam merajut hubungan bilateral yang kuat dan penuh kepercayaan antara
Islamabad dan Jakarta.


