![]() |
| Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah III Jawa Barat, Rina Parlina. |
“Ini merupakan luar biasa amanah. Saya akan berusaha sebaik
mungkin memberikan yang terbaik untuk memajukan pendidikan anak-anak di Jawa
Barat, terutama di Kabupaten dan Kota Bekasi,” ujar Rina usai acara pisah
sambut.
Rina menegaskan bahwa salah satu fokus utama dan tantangan
terbesarnya adalah mewujudkan instruksi Gubernur Jawa Barat untuk memastikan
tidak ada lagi anak yang putus sekolah. Ia menekankan bahwa ini adalah
pekerjaan rumah (PR) bersama yang memerlukan kolaborasi semua pihak, termasuk
pemerintah, masyarakat, dan sekolah swasta.
“Pesan pertama saya adalah para kepala sekolah, ayo kita
bergandengan tangan, bekerja sama, berkolaborasi, bersinergi untuk meningkatkan
keinginan anak-anak melanjutkan sekolah dan memutus mata rantai putus sekolah.
Jangan puas hanya lulus SMA/SMK, mereka harus didorong untuk melanjutkan
pendidikan lebih tinggi karena pendidikan dapat mengubah derajat seseorang dan
kehidupan suatu bangsa,” pesannya.
Rina juga menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada
pendahulunya, I Made Supriatna, atas kontribusi dan hasil kerjanya yang luar
biasa. Ia berjanji akan melanjutkan perjuangan Made, termasuk meneruskan
penggunaan semboyan SIGAP (Senyum, Integritas, Gesit, Adaptif, Profesional)
yang dinilainya sangat bagus.
Sementara itu, Kepala KCD lama, I Made Supriatna, dalam
kesempatan tersebut menyatakan bahwa acara pisah sambut merupakan bagian untuk
mempererat silaturahmi dan kekeluargaan, serta bentuk penghargaan bagi
seseorang yang telah berjasa di sebuah institusi.
Made berpesan kepada seluruh jajaran dan penerusnya untuk
terus menjaga komunikasi yang baik dengan semua pemangku kepentingan. “Lakukan
komunikasi dengan satuan pendidikan, kepala sekolah, stakeholder pemerintah
daerah, lalu kolaborasi dengan pihak media maupun LSM karena mereka juga bagian
dari kesuksesan,” katanya.
Mengenai tugas barunya di Dinas Sosial Jabar, Made Supriatna
mengungkapkan bahwa ia akan menangani bagian yang berkaitan dengan penentuan
siswa miskin dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), menunjukkan
keterkaitan erat antara dunia pendidikan dan sosial.


