![]() |
| Anggota Komisi IX DPR RI, Arzeti Bilbina. |
“Komisi IX DPR mendukung penuh inisiatif Sekolah Rakyat.
Program ini merupakan gebrakan penting dari Presiden Prabowo untuk membuka
akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Pendidikan adalah
kunci memutus rantai kemiskinan, dan Sekolah Rakyat hadir sebagai solusi
nyata,” tegas Arzeti dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (12/7/2025).
Berdasarkan data dari Menteri Koordinator Pemberdayaan
Masyarakat (Menko PM), Muhaimin Iskandar, tercatat 422.616 anak dari keluarga
termiskin (desil 1) tidak bersekolah atau putus sekolah. Angka ini merupakan
bagian dari 5,36 juta anak usia sekolah dari kelompok kurang mampu yang
seharusnya memperoleh pendidikan layak.
“Ini bukan sekadar statistik. Di balik angka tersebut, ada
generasi muda yang masa depannya terancam. Kami mendesak pemerintah menjalankan
Sekolah Rakyat secara serius dan merata agar tidak ada lagi anak Indonesia yang
kehilangan kesempatan belajar,” tegas politisi Fraksi PKB ini.
Program Sekolah Rakyat dirancang sebagai sekolah berasrama
gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Peserta didik akan
mendapatkan fasilitas lengkap, termasuk makanan bergizi, tempat tinggal, serta
pendidikan berkualitas dengan fokus pada pembangunan karakter, wawasan
kebangsaan, dan keterampilan hidup.
“Target tahun ini, 100 Sekolah Rakyat akan beroperasi.
Sebanyak 63 sekolah akan diresmikan pertengahan Juli, dan sisanya awal Agustus.
Hingga kini, sudah ada 9.755 siswa terdaftar berdasarkan Data Terpadu Sejahtera
Ekstrem Nasional (DTSEN) dan verifikasi dinas sosial daerah,” jelas
Arzeti.
Ia juga menekankan pentingnya pengawasan ketat dari
kementerian terkait, terutama Kementerian Sosial, agar program ini berjalan
sesuai tujuan awal. Pendidikan yang diberikan, menurutnya, harus mampu
membentuk karakter siswa serta membekali mereka dengan keterampilan yang
dibutuhkan di masa depan.


