![]() |
SMKN 12 Kota Bekasi. |
Prakata.com – Putri Laysyah Octria Junaedi, seorang calon siswa SMKN 12 Kota Bekasi, harus mengalami kekecewaan setelah mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selama empat hari, namun namanya tidak tercantum dalam sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (SPMB). Padahal, ia telah mengikuti seluruh rangkaian MPLS hingga hari keempat, saat siswa lain sudah ditempatkan di kelas masing-masing.
Menurut kerabat Putri, Arif, pada hari pertama hingga keempat MPLS, Putri mengikuti kegiatan secara normal. Namun, ketika para calon siswa dipanggil untuk masuk ke kelas pada hari keempat, Putri tidak disebutkan namanya dan tetap berada di lapangan.
"Pihak kepala sekolah sebenarnya kooperatif dan berupaya mengakomodir Putri dengan mengizinkannya ikut MPLS. Tapi ternyata namanya tidak ada di sistem SPMB," kata Arif, Rabu (23/7/2025).
Arif menjelaskan bahwa pada Jumat (12/7/2025), ia mendatangi Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah III di Cikarang Barat untuk meminta solusi. KCD kemudian mengarahkannya untuk bertemu dengan pihak sekolah pada Sabtu (13/7/2025). Namun, dalam pertemuan tersebut, hanya kepala sekolah dan seorang staf yang hadir, sementara operator SPMB tidak datang.
"KCD seolah melempar tanggung jawab ke sekolah terkait masalah SPMB ini, tapi di sisi lain, mereka juga menyalahkan kepala sekolah karena menerima Putri meski namanya tidak ada di sistem," ujar Arif.
Ia menilai operator SPMB tidak menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan masalah ini, terlihat dari ketidakhadirannya dalam pertemuan tersebut. Sampai saat ini, nasib Putri masih belum jelas, apakah ia akan diterima sebagai siswa resmi atau justru kehilangan kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya.
"Yang saya sesalkan saya dapat info bahwa ada siswa yang berasal dari Lubang Buaya Jakarta Timur bisa masuk sekolah di SMKN 12 Kota Bekasi, lah ini Putri yang masih satu kelurahan malah tidak masuk," keluh Arif.
Putri diketahui adalah seorang anak yatim dari keluarga kurang mampu yang tidak memiliki biaya untuk sekolah. Tahun sebelumnya ia terpaksa putus sekolah pada semester pertama dari SMK Yadika 6 Jati Cempaka, karena alasan biaya. (Gud)
Ikuti Berita Terbaru di WhatsApp Channel