Beri Kepercayaan kepada Anak Muda - Prakata.com | Kata-kata Dalam Berita
tRbFFwIJXCPvDkjdZ6hw7BrVzKSmv3z6tIDMFXHn
Bookmark

Beri Kepercayaan kepada Anak Muda

Barito Hakim Putra.
Oleh: Barito Hakim Putra (*)

ADA sesuatu yang selalu menakjubkan dari cara Rasulullah saw. memandang dan mempercayai kaum muda. Di tengah masyarakat yang masih sering memuja usia dan pengalaman, beliau hadir dengan pandangan yang berbeda, menempatkan harapan pada wajah-wajah belia, pada semangat yang belum tersentuh kelelahan dunia. Rasulullah saw., dalam kebijaksanaannya yang mendalam, memahami bahwa kekuatan masa depan terletak pada mereka yang masih muda. Kepercayaan ini bukan sekadar kata-kata, melainkan tindakan nyata, sebagaimana terlihat dalam berbagai momen penting sejarah. 

Salah satu kisahnya adalah ketika Rasulullah saw. menunjuk Usamah bin Zaid, seorang pemuda yang belum genap dua puluh tahun, untuk memimpin pasukan Muslim yang besar dalam sebuah ekspedisi melawan Kekaisaran Romawi. Usamah bukan hanya seorang pemuda; ia adalah putra Zaid bin Haritsah, seorang sahabat yang sangat dicintai Rasulullah saw. Penunjukan ini mengejutkan banyak pihak, terutama para sahabat yang lebih senior, tetapi Rasulullah saw. tetap teguh pada pilihannya. Di sini, kita melihat bukan hanya kebesaran pribadi Usamah, tetapi juga keyakinan Rasulullah saw. akan potensi kaum muda untuk memikul tanggung jawab besar, meski di tengah situasi penuh tantangan. 

Kepercayaan Rasulullah saw. kepada generasi muda tidak berhenti di medan perang. Sebelumnya, ketika situasi di Mekah semakin sulit, beliau memilih Mus‘ab bin Umair, seorang pemuda yang baru memeluk Islam, untuk menjalankan misi diplomasi ke Yatsrib—kota yang kelak dikenal sebagai Madinah. Mus‘ab diutus untuk mengajarkan Islam kepada penduduk Yatsrib dan membina hubungan baik dengan mereka. Sebagai pemuda yang pernah hidup dalam kemewahan, Mus‘ab membuktikan bahwa jiwa muda bisa berubah dan matang, siap menghadapi tugas besar yang membutuhkan kebijaksanaan dan kesabaran. Hasil dari misi ini adalah salah satu tonggak terpenting dalam sejarah Islam: penduduk Yatsrib menerima Islam dan menawarkan kota mereka sebagai tempat perlindungan bagi kaum Muslimin. 

Dalam dua contoh ini, Usamah di medan perang dan Mus‘ab di jalur diplomasi, dan Rasulullah saw. memberikan pelajaran yang tak ternilai tentang kepercayaan kepada anak muda. Baginya, usia bukanlah penghalang untuk memimpin, berjuang, atau menciptakan perubahan. Sebaliknya, dalam diri kaum muda terdapat semangat, idealisme, dan keberanian yang terkadang memudar pada mereka yang lebih tua. 

Kepercayaan Rasulullah saw. pada kaum muda adalah simbol dari visinya yang melampaui keberhasilan sesaat. Beliau memandang mereka sebagai harapan masa depan, sebagai pilar yang akan menopang kelangsungan umat. Dan inilah pelajaran berharga bagi kita: masa depan tidak dapat dibangun tanpa memberikan ruang bagi generasi muda untuk belajar, berbuat, dan memimpin.

Sebab, sebagaimana dicontohkan Rasulullah saw., dalam diri kaum muda tersimpan energi yang siap menggerakkan perubahan besar, jika mereka diberi kepercayaan dan bimbingan yang tepat. 

Sayangnya, banyak pejabat terlalu bangga dengan anak kandungnya yang berprestasi, padahal tanggung jawab mereka bukan hanya mencetak keberhasilan pribadi keluarganya. Mereka harus menyadari bahwa tugas utama mereka adalah mengabdi kepada masyarakat, sebab mereka telah disumpah untuk sepenuhnya berbakti kepada negeri ini.

(*) Mantan Bendahara KNPI Periode 2021-2024, Ketua Komunitas Batik Bekasi (Kombas)

Ikuti Berita Terbaru di WhatsApp Channel