Kontroversi di Balik Pemilihan Ketua HIPMI Kota Bekasi, Ada Dugaan Ketidaknetralan Panitia - Prakata.com | Kata-kata Dalam Berita
tRbFFwIJXCPvDkjdZ6hw7BrVzKSmv3z6tIDMFXHn
Bookmark

Kontroversi di Balik Pemilihan Ketua HIPMI Kota Bekasi, Ada Dugaan Ketidaknetralan Panitia

Gandhi Dwiki Mohamad, saat memberikan keterangan kepada awak media, Selasa (29/4/2025) pagi.
Prakata.com - Menjelang berakhirnya masa kepengurusan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Bekasi periode 2022-2025, muncul ketegangan dalam proses pemilihan ketua umum baru.

Salah satu bakal calon, Gandhi Dwiki Mohamad, dinyatakan gugur dalam tahap verifikasi, memicu protes dan tudingan ketidakadilan.

Gandhi menggelar konferensi pers untuk menyampaikan keberatannya atas keputusan Steering Committee (SC) dan Organizing Committee (OC). Ia menilai proses penggugurannya tidak transparan karena hanya disampaikan secara lisan tanpa dokumen resmi.

"Kami dilarang memfoto keputusan tersebut, dan surat yang diberikan hanya tulisan tangan tanpa kop organisasi," ujarnya di Ruko Jalan Pekayon, Bekasi, Selasa (29/4/2025).  

Meski mengakui ada keterlambatan melengkapi berkas, Gandhi menegaskan bahwa hal itu seharusnya bisa ditoleransi. "Kami sudah menyerahkan formulir tepat waktu, hanya ada sedikit berkas yang belum lengkap dan segera kami selesaikan keesokan harinya," jelasnya.  

Gandhi juga menuding adanya keberpihakan panitia, dengan mengklaim salah satu anggota membantu calon lain dalam proses administrasi. "Ini jelas melanggar prinsip netralitas," tegasnya. Ia berencana mengajukan banding ke tingkat pusat HIPMI Jawa Barat.  

Dukungan serupa datang dari Ketua Tim Pemenangan Maju Bergandengan, Qodri Ramadhan, yang menyebut proses ini tidak adil. "Ada anggota panitia (inisial R) yang membantu calon lain memperoleh surat rekomendasi. Ini bukti ketidakprofesionalan," ungkap Qodri.  

Ia mengusulkan agar pendaftaran dibuka ulang untuk memastikan keadilan. "Jika panitia tetap memaksakan keputusan sepihak, hasilnya tidak akan diterima dan berpotensi merusak soliditas organisasi," tambahnya.  

Situasi ini mengancam harmoni HIPMI Kota Bekasi jika tidak diselesaikan dengan bijak. Proses yang tidak transparan dan dugaan pelanggaran netralitas berisiko menurunkan kredibilitas organisasi yang seharusnya menjadi wadah pengembangan usaha bagi pengusaha muda.  

Dengan tagline "Bertanding untuk Bersanding", Qodri mengingatkan pentingnya kompetisi yang sehat. "Bagaimana bisa bersanding jika pertandingannya tidak fair?" pungkasnya. (Gud)