![]() |
| Anggota Komisi VI DPR RI, Rieke Diah Pitaloka. |
Prakata.com - Di tengah kesibukan persiapan mudik Lebaran 2025, nasib keselamatan dan kesejahteraan petugas transportasi sering kali terlupakan. Anggota Komisi VI DPR RI, Rieke Diah Pitaloka, menegaskan pentingnya memperhatikan kondisi fisik dan mental para pekerja transportasi, khususnya masinis, operator IT, dan petugas keamanan yang bertugas selama masa mudik dan arus balik.
Hal ini disampaikannya dalam Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI bersama Kementerian BUMN, PT KAI (Persero), KCIC, dan Perum Damri di Stasiun Kereta Cepat Tegalluar Summarecon, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Jumat (21/3/2025). Rieke menekankan bahwa di balik kelancaran arus mudik, terdapat ribuan petugas yang bekerja tanpa jeda, bahkan harus meninggalkan keluarga mereka di hari raya.
Ia pun mendesak adanya jaminan kesejahteraan bagi para petugas agar mereka dapat bekerja secara optimal. Menurut laporan yang diterimanya, puncak arus mudik diprediksi terjadi pada 28 Maret 2025 dengan 235.870 penumpang per hari, sedangkan puncak arus balik diperkirakan pada 6 April 2025 dengan 267.613 penumpang.
Untuk menghadapi lonjakan ini, PT KAI mengerahkan 9.690 petugas keamanan, terdiri dari 8.649 petugas internal dan 1.041 petugas eksternal. Selain itu, 2.021 petugas ditugaskan untuk pemeriksaan jalur, 327 petugas untuk penjagaan lintasan, serta 735 personel untuk pengamanan di stasiun dan selama perjalanan kereta api.
Rieke menegaskan bahwa jumlah tenaga kerja yang besar ini harus diimbangi dengan perhatian terhadap kesejahteraan mereka. Ia juga menekankan pentingnya perlindungan kesehatan bagi para masinis dan operator teknologi di pusat pengendali IT di Bandung yang bertugas selama Lebaran.
“Jangan sampai mereka yang bertugas menjaga keselamatan jutaan pemudik justru kelelahan atau mengalami masalah kesehatan akibat beban kerja yang berat,” ujarnya.
Selain beban kerja, petugas transportasi juga menghadapi tantangan keamanan. Rieke mencatat ada 342 titik rawan gangguan keamanan, termasuk kasus pencurian aset, perusakan jalur, dan pelemparan batu ke kereta yang masih sering terjadi. Pelemparan batu menjadi masalah utama, dengan 179 insiden atau 52% dari total gangguan keamanan.
“Kasus pelemparan batu tidak hanya membahayakan penumpang, tetapi juga mengancam keselamatan masinis dan kru kereta. Kita harus mengambil langkah konkret untuk mengatasi hal ini,” tegasnya.
Rieke mendorong pemerintah daerah dan PT KAI untuk meningkatkan keamanan di jalur-jalur rawan serta menambah personel keamanan di titik-titik kritis. Selain itu, ia mengusulkan pemberian insentif tambahan bagi petugas yang bertugas selama Lebaran, termasuk tunjangan kesehatan dan dukungan mental.
Ia juga mengusulkan pemeriksaan kesehatan berkala, pemberian vitamin, serta sistem rotasi kerja yang lebih manusiawi untuk mencegah kelelahan ekstrem selama masa puncak mudik dan arus balik. “Mereka bukan sekadar petugas lapangan. Mereka adalah pahlawan transportasi yang memastikan masyarakat bisa mudik dengan aman dan nyaman,” kata Rieke.
Sebagai penutup, Rieke mengingatkan bahwa dengan meningkatnya jumlah pemudik setiap tahun, kesejahteraan dan keselamatan petugas transportasi semakin penting. Tanpa mereka, kelancaran mudik yang dinikmati jutaan orang tidak akan terwujud.
“Bagi yang tidak bisa merayakan Lebaran bersama keluarga karena bertugas, saya ucapkan terima kasih atas pengabdian kalian. Semoga ke depan ada kebijakan yang lebih baik untuk memastikan kalian mendapatkan hak yang seimbang dengan pengorbanan kalian,” pungkas politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu. (um/aha)


