Proses pelantikan jajaran Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur di kompleks Universitas Hasyim Asy'ari, Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Sabtu (30/11/2024). |
Prakata.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya meminta semua jajaran NU untuk memperkuat konsolidasi internal pasca-Pemilu serta Pilkada 2024. Gus Yahya mengemukakan bahwa momentum Pemilu dan Pilkada 2024 memang tidak bisa dihindari dan harus dilewati. Saat ini momentum itu sudah selesai dan sudah saatnya kembali berkonsentrasi untuk organisasi sehingga perlu dilakukan rekonsolidasi.
"Pemilu Presiden dan pilkada adalah momentum yang harus dilewati dan tidak
bisa menghindar. Tapi harus ingat bahwa tujuan kita tidak terletak pemilu
presiden, pemilu atau pilkada, tapi masa depan yang gemilang bagi NU. Maka
setelah melewatinya sekarang waktunya kembali ke agenda organisasi yang telah
ditetapkan. Untuk itu perlu melakukan rekonsolidasi," katanya dalam
keterangan yang diterima, Minggu (1/12/2024).
K.H. Yahya Cholil Staquf dalam pelantikan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama
(PWNU) Jawa Timur di kompleks Universitas Hasyim Asy'ari, Pondok Pesantren
Tebuireng, Kabupaten Jombang, Sabtu (30/11) malam itu mengungkapkan bahwa telah
memulai untuk konsolidasi internal dengan mengumpulkan seluruh PWNU
se-Indonesia.
Kegiatan tersebut juga mengeluarkan kesepakatan bersama yang juga dimuat dalam
pernyataan bersama bahwa seluruh jajaran NU mulai dari PBNU, PWNU hingga
pengurus ranting (tingkat desa) adalah satu.
"Kami senantiasa bersama, tidak terpisahkan, tidak mau diganggu karena
kami punya tugas dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab bersama. Begitu juga
dengan PWNU lain, sudah dilatih semua," kata dia.
Ia pun menegaskan bahwa komitmen ini bukan hanya untuk kepentingan
internal jamiyah NU tapi sudah menjadi bagian tekad bersama
untuk berkontribusi di dalam konsolidasi nasional bangsa di bawah kepemimpinan
Presiden Prabowo Subianto.
"Kita saksikan sejauh ini Presiden kuat untuk mengupayakan konsolidasi
nasional menjadi satu bangsa yang memang dibutuhkan. Karena bangsa ini ada
tantangan, ada masalah yang untuk menghadapinya, mengatasinya perlu keutuhan
dari seluruh energi bangsa," kata dia.
Terkait dengan pelantikan PWNU Jatim, Gus Yahya mengatakan bahwa pelantikan
PWNU Jatim masa khidmat 2024-2029 adalah wujud pelaksanaan dari agenda
fundamental yang sedang dilaksanakan oleh PBNU, yaitu untuk validasi jajaran
pengurus NU dari pusat sampai ke bawah.
"Jadi, kalau ada pengurus PWNU tidak ada yang ikut baiat, tapi mengaku
pengurus berarti palsu dan ini penting karena jamiyah ini
harus terus menerus dipelihara konsolidasinya," kata dia.
Ia pun mengingatkan tentang pentingnya konsolidasi jamiyah, yakni konsolidasi
tata kelola, konsolidasi sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber
daya pembiayaan, serta konsolidasi agenda.
Dia mengatakan PBNU mempunyai rencana strategis nasional dan nantinya diolah
untuk dijabarkan sebagai bekal dari rencana strategis dari PWNU, termasuk PWNU
Jatim.
Rais Aam PBNU K.H. Miftachul Akhyar menegaskan bahwa pelantikan dan baiat dalam
organisasi itu bersifat wajib syar'i, karena pengikut Nabi Muhammad
itu meski sudah masuk Islam tetap melakukan baiat kepada Rasulullah.
"Apalagi, di zaman pancaroba yang serba membalik
kebenaran dan saling menyesatkan dalam narasi, karena itu Munas (musyawarah
nasional) atau Rakernas (rapat kerja nasional) PBNU dan PWNU mungkin perlu
merevisi klausul MLB (muktamar luar biasa) agar tidak melahirkan
bughot/pemberontakan. Protes kepada negara saja maksimal tetap dengan impeach kepada
presiden, bukan negara yang dibubarkan, kalau MLB itu sama saja dengan
membubarkan negara," katanya.
Sementara itu, Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim K.H. Abdul Hakim Mahfudz
menambahkan upaya menjaga kekompakan itu penting karena perintah agama juga
sudah jelas, agar menjaga silaturahmi karena hikmah silaturahmi itu luar biasa,
yakni mewujudkan ketenangan, kebersamaan, dan khidmat yang lebih baik untuk
masa depan.
"Presiden Prabowo sendiri yang menilai adanya paradoks di Indonesia,
seperti sumber daya alam yang kaya tapi sumber daya manusia belum sejahtera,
namun beliau menilai kebersamaan masyarakat itu penting untuk syarat
keberhasilan dalam memanfaatkan sumber daya alam, bukan demi kepentingan
pribadi, tapi persatuan, kebersamaan dan ukhuwah," kata Gus Kikin, sapaan
akrabnya.
Pelantikan PWNU Jatim 2024-2029 itu di bawah kepemimpinan Rais Syuriah K.H.
Anwar Manshur dan Ketua Tanfidziyah K.H. Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin).
Kegiatan tersebut dihadiri Rais Aam PBNU K.H. Miftachul Akhyar, Rais Syuriah PBNU
Prof DR K.H. Mohammad Nuh DEA, Katib Aam Syuriah PBNU K.H. Ahmad Said Asrori,
Sekjen PBNU H Syaifullah Yusuf, dan PWNU se-Indonesia.