Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja. |
Pengembangan aplikasi pun telah dilakukan Bawaslu selama
beberapa waktu terakhir dan telah disempurnakan supaya masalah yang terjadi
pada Pemilu 2024 tidak terulang.
"Kami terus melakukan pengembangan sarana IT untuk
mempermudah proses laporan pengawasan, laporan masyarakat dan pengajuan
permohonan sengketa. Saya harap ini akan semakin baik," kata Bagja dalam
keterangannya di Jakarta, Sabtu (23/11/2024).
Beberapa teknologi dan aplikasi yang digunakan Bawaslu ada
Sistem Pengawasan Pemilihan (Siwaslih), Sistem Informasi Penanganan Pelanggaran
(Sigaplapor), dan Sistem Informasi Penyelesaian Sengketa (SIPS).
Selain itu, Bawaslu juga telah mengidentifikasi kerawanan
isu pemilihan berdasarkan data lewat Indeks Kerawanan Pemilihan tahun 2024.
Salah satunya kerawanan dari tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh
Indonesia.
"Kami telah meluncurkan data TPS rawan beberapa hari
lalu, beserta daerah-daerah yang rawan tinggi. Sehingga itu dapat menjadi
mitigasi kita bersama," jelasnya.
Setelah mengidentifikasi, Bagja menyebutkan telah
mempersiapkan juga rekrutmen sumber daya manusia ad hoc yang
menjadi lini terdepan saat pilkada.
Tidak hanya merekrut, dia pun menyampaikan pengawas ad
hoc yang telah diterima langsung mendapatkan bimbingan teknis
(teknis).
"Bersamaan dengan itu kerja sama dengan stakeholder atau pemangku kepentingan juga terus kita pererat. Terutama jelang masa tenang ini kerja sama dengan Satpol PP ya," katanya. (gud/ant)
Ikuti Berita Terbaru di Google News & WA Channel