Airlangga Hartarto. |
Menurut Jamiluddin, unsur tidak independen itu terlihat ketika Airlangga lebih
condong mendukung langkah politik keluarga Joko Widodo dibandingkan dengan
keinginan partai.
"Airlangga terkesan lebih mengikuti kehendak Jokowi dan Prabowo. Indikasi
itu terlihat dalam Pilgub Sumatera Utara, Airlangga begitu bersemangat
mengusung Bobby Nasution," kata Jamiluddin di Jakarta, Selasa,
menanggapi mundurnya Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Partai
Golkar.
Tidak hanya Bobby Nasution, tambahnya, Airlangga juga terkesan ingin
menawarkan putra bungsu Joko Widodo sekaligus Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep
untuk berpasangan dengan Jusuf Hamka ataupun Ridwan Kamil pada Pilkada Jakarta.
Dengan begitu, lanjut Jamiluddin, beberapa keputusan politik Airlangga
dalam pertarungan pada pilkada tahun ini terkesan blunder.
"Di Jawa Barat, Airlangga mengorbankan kadernya Ridwan Kamil dengan
mengusung Dedi Mulyadi yang bukan kadernya. Celakanya, Airlangga mengusung Dedi
yang elektabilitasnya jauh di bawah Ridwan Kamil," kata Jamiluddin.
Ragam keputusan inilah yang membuat para kader Golkar melihat Airlangga sudah
terlalu dekat dengan Jokowi sehingga kurang memperhatikan pertimbangan internal
partai.
Oleh karena hal tersebut, Jamiluddin menilai keputusan mundurnya Airlangga
sudah tepat demi menciptakan transformasi di tubuh Partai Golkar.
Sebelumnya, Airlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua
Umum (Ketum) DPP Partai Golkar di Jakarta, Minggu (11/8).
Dalam video resmi yang disiarkan Partai Golkar di Jakarta, Minggu, Airlangga
menjelaskan alasan dia mundur karena ingin menjaga keutuhan Partai Golkar dan
memastikan stabilitas selama transisi pemerintahan dari Presiden RI Joko Widodo
ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
"Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan
Yang Maha Besar maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri dari jabatan
Ketua Umum DPP Partai Golkar," kata Airlangga dalam video tersebut.
Airlangga melanjutkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Golkar terhitung
sejak Sabtu (10/8) malam.
"Selanjutnya, sebagai partai besar yang matang dan dewasa, DPP Partai
Golkar akan segera menyiapkan mekanisme organisasi sesuai dengan ketentuan
AD/ART organisasi yang berlaku," kata Airlangga dalam video yang sama.