Ketua DPR RI Puan Maharani menerima cendera mata dari Presiden IPU Tulia Ackson di sela kegiatan The 148th IPU Assembly di Jenewa, Swiss, Sabtu (23/3/2024). |
PRAKATA.COM - Dalam konferensi global di Jenewa, Swiss, Puan Maharani, Ketua DPR RI, menyoroti pentingnya memahami dampak kecerdasan buatan (AI) terhadap perempuan. Ia menekankan bahwa meskipun AI menawarkan kemajuan signifikan bagi umat manusia, tantangan yang dihadirkan juga tidak kalah besarnya.
"Kita harus memastikan regulasi AI yang komprehensif," ujar Puan dalam sebuah pernyataan di Jakarta, Minggu (24/3/2024).
Forum yang diadakan oleh Inter-Parliamentary Union (IPU) ini dihadiri oleh 145 delegasi dari berbagai negara, termasuk 55 ketua parlemen dari 180 negara anggota.
Puan, sebagai politisi dari partai PDI Perjuangan, menggarisbawahi bahwa perempuan dan anak-anak sering kali menjadi korban terbesar dalam konflik dan perang, meski ada usaha global untuk pemberdayaan dan kesetaraan gender.
Di forum tersebut, Puan menyampaikan bahwa 67% korban konflik terkini di Gaza adalah perempuan dan anak-anak, yang mengalami serangan brutal dan pembunuhan oleh pasukan Israel.
"Kita harus meningkatkan investasi pada agenda perempuan, perdamaian, dan keamanan," tegasnya.
Puan berpendapat bahwa pemberdayaan perempuan dalam isu AI sangat krusial mengingat mereka menyumbang separuh dari populasi dunia dan merupakan bagian esensial dari solusi serta agen perdamaian yang efektif.
Oleh karena itu, ia mengajak para pemimpin perempuan di forum untuk mengambil langkah konkret dan memastikan keterlibatan perempuan dalam pengembangan AI.
Menurut Puan, dengan cara ini, perempuan akan lebih memahami implikasi AI, termasuk penggunaan senjata otonom.
Puan menegaskan bahwa DPR RI berkomitmen untuk menyuarakan kepentingan nasional dan merespons tantangan global bersama IPU.
"Kami, sebagai parlemen, bertanggung jawab untuk memastikan keterlibatan perempuan dalam negosiasi perdamaian," pungkasnya. (Zen)
Ikuti Berita Terbaru di Google News