Direktur Utama BRI Sunarso |
Sunarso, Direktur Utama BRI, menyatakan bahwa perusahaan
telah mencatat penurunan nilai kredit yang terkena dampak COVID-19 dan telah
direstrukturisasi. Nilai outstanding kredit restrukturisasi COVID-19 pada
Desember 2023 telah berkurang menjadi Rp54,5 triliun, turun dari Rp107,2
triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Jika dihitung dari puncaknya, sebesar Rp210 triliun sudah
keluar dari status restrukturisasi, sehingga sekarang outstanding-nya hanya
Rp54 triliun,” kata Sunarso dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Menyambut berakhirnya restrukturisasi, BRI telah menyiapkan
pencadangan yang cukup dengan Non Performing Loan (NPL) Coverage mencapai
215,27 persen per Desember 2023, lebih dari dua kali NPL yang telah
dicadangkan.
“Saya rasa itu lebih dari cukup. Dan kemudian, kualitas
kredit atau NPL BRI terjaga di level 2,95 persen,” tambahnya.
Selain itu, BRI juga menerapkan strategi lain seperti
selective growth dan penguatan risk management. BRI telah membentuk regional
risk management di setiap wilayah untuk menjaga kualitas kredit dan secara
aktif memantau portofolio kredit.
BRI akan berfokus pada peningkatan kapabilitas retail
banking dan memiliki aspirasi tambahan, yaitu optimalisasi kontribusi dari
perusahaan anak. Selain itu, BRI juga akan fokus pada UMKM, khususnya di segmen
ultra mikro, yang diwujudkan dengan melanjutkan kinerja dan strategi Holding
UMi sebagai prioritas utama sebagai sumber pertumbuhan baru.
“BRI akan terus memastikan tersedianya sumber pertumbuhan
baru, terutama dari segmen ultra mikro, dan kedua adalah memastikan kecukupan
modal untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan di tahun 2024 ini,”
ujar Sunarso.
Dari sisi fungsi intermediasi hingga akhir Desember 2023,
BRI berhasil mendorong penyaluran kredit tumbuh 11,2 persen year-on-year (yoy)
menjadi Rp1.266,4 triliun. Pencapaian ini lebih tinggi dibandingkan dengan
penyaluran kredit industri perbankan nasional yang tumbuh 10,4 persen yoy
sepanjang 2023.
Sementara itu, kinerja BRI sepanjang 2023 secara
konsolidasian mencatat pertumbuhan aset perusahaan sebesar 5,3 persen yoy
menjadi Rp1.965 triliun, dan membukukan laba sebesar Rp60,4 triliun atau tumbuh
17,5 persen yoy.
Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), hingga akhir Desember
2023 BRI berhasil mengumpulkan DPK sebesar Rp1.358,3 triliun atau tumbuh 3,9
persen yoy, lebih baik dibandingkan dengan DPK industri perbankan nasional yang
tumbuh 3,8 persen yoy pada akhir Desember 2023. Pengumpulan DPK BRI masih
didominasi oleh dana murah (CASA) dengan persentase mencapai 64,4 persen atau
setara dengan Rp874,1 triliun. (Zen)
Ikuti Berita Terbaru di Google News