Nusron Wahid, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran |
PRAKATA.COM - Nusron Wahid, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, menegaskan bahwa Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo tidak memiliki kualifikasi yang cukup untuk mengevaluasi kinerja Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan Indonesia. Menurutnya, Anies dan Ganjar adalah politisi yang kurang memahami konsep pertahanan.
Nusron menjelaskan bahwa Anies dan Ganjar dapat memberikan penilaian sebanyak yang mereka inginkan, tetapi dalam pandangannya, mereka tidak memiliki kredensial atau kapasitas untuk mengevaluasi konsep pertahanan. Dia berpendapat bahwa mereka yang tidak memahami konsep pertahanan tidak seharusnya memberikan penilaian terhadap kinerja menteri pertahanan dan kebijakan pertahanan.
“Bagaimana orang yang tidak paham konsep pertahanan akan menilai tentang pertahanan. Makanya, kasih nilai suka-suka. Guru yang fakultasnya bukan guru Matematika, (yang) biasanya guru Bahasa Indonesia, tiba-tiba jadi guru Matematika, itu menilai Matematika pasti tidak paham sehingga ngasih nilai suka-suka,” kata Nusron memberikan perumpamaan.
Nusron tidak terganggu oleh penilaian rendah yang diberikan Ganjar dan Anies terhadap Prabowo sebagai menteri pertahanan. Dia yakin bahwa rakyat Indonesia akan memberikan penilaian yang adil untuk pasangan Prabowo-Gibran saat pemilihan pada 14 Februari 2024.
“Silakan biar rakyat yang menilai, meskipun Pak Anies kasih nilai 11 dari 100, Pak Ganjar kasih 5 dari 10, tetapi Insyaallah, rakyat Indonesia pada 14 Februari 2024 akan kasih (Prabowo-Gibran) nilai 51 persen (suara, red.), 52 persen kepada Prabowo-Gibran,” kata Nusron.
Tiga calon presiden, yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo, menghadiri debat ketiga Pilpres 2024 yang diselenggarakan oleh KPU RI di Istora Senayan, Jakarta. Meskipun banyak yang percaya bahwa Prabowo akan unggul dalam debat ini karena posisinya sebagai menteri pertahanan aktif, dia justru menjadi target kritik dari dua calon presiden lainnya.
Setelah debat, Prabowo membahas beberapa pencapaian Kementerian Pertahanan selama kepemimpinannya. Dia menekankan bahwa industri pertahanan Indonesia telah mendapatkan kontrak terbesar dalam sejarah Republik Indonesia, mendekati 11 miliar dolar AS, di bawah kepemimpinannya. Dia juga menambahkan bahwa mereka telah membangun 25 rumah sakit di seluruh Indonesia dan empat fakultas di bidang sains, teknologi, engineering, matematika, fisika, kimia, dan biologi selama masa kepemimpinannya. (gud)