tRbFFwIJXCPvDkjdZ6hw7BrVzKSmv3z6tIDMFXHn
Bookmark

Pemilu 2024 dan Katalis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Tengah Ketidakpastian Global

 


PRAKATA.COM - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memprediksi bahwa tahun politik akan melihat perputaran uang sebesar Rp100 triliun, yang akan berasal dari berbagai sektor seperti makanan, minuman, akomodasi, hotel, transportasi, dan logistik. Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad, menekankan bahwa perputaran uang ini akan terjadi dalam waktu yang sangat singkat dan dalam jumlah yang sangat besar.

“Perputaran uang ini memberikan sinyal positif bagi ekonomi,” kata Tauhid dalam Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2024 di Jakarta. Dia menjelaskan bahwa salah satu sumber perputaran uang ini adalah belanja pemerintah untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, yang diperkirakan mencapai sekitar Rp50 triliun hingga Rp60 triliun.

Namun, Tauhid juga mengingatkan tentang tantangan yang dihadapi ekonomi Indonesia pada 2024, termasuk era suku bunga tinggi dan ketidakpastian tentang kebijakan Bank Sentral AS (The Fed). Selain itu, konflik berkelanjutan antara Rusia dan Ukraina, krisis di Timur Tengah, dan penurunan harga komoditas juga menjadi faktor ketidakpastian bagi ekonomi dunia, termasuk Indonesia.

Dia menambahkan, tantangan lain bagi ekonomi domestik datang dari perlambatan ekonomi China, yang berpotensi menurunkan nilai ekspor dan impor Indonesia. “Mau tidak mau, situasi global tahun depan akan sangat mempengaruhi kita,” ujarnya.

Dengan berbagai ketidakpastian ini, berbagai lembaga internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia hanya sebesar 2,7% pada 2023 dan sedikit naik menjadi 2,8% pada 2024. Oleh karena itu, Tauhid berharap semua pihak dapat membangun optimisme sambil mengatasi berbagai tantangan yang akan dihadapi Indonesia.

Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu memperkirakan bahwa belanja pemilu dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik sebesar 0,2% pada 2023, dan pada 2024 dapat meningkatkan ekonomi sebesar 0,25%. Belanja pemilu pada 2023 dialokasikan sebesar Rp30,1 triliun dan pada 2024 sebesar Rp38,2 triliun.

Oleh karena itu, pemilu telah menjadi katalis pertumbuhan ekonomi karena biasanya meningkatkan belanja pemerintah, terutama yang terkait dengan pemilu. “Secara langsung dan tidak langsung, ini juga mempengaruhi kondisi masyarakat dan aktivitas ekonomi di masyarakat,” kata Febrio dalam Konferensi Pers Virtual APBN KITA Edisi November 2023 di Jakarta.

Dampak langsung bagi belanja pemerintah dan aktivitas ekonomi di masyarakat terjadi karena aktivitas kampanye. Apalagi akan ada banyak calon anggota legislatif yang akan berpartisipasi dalam Pemilu 2024, baik dari pusat maupun kabupaten/kota. (gud)